JOGJA – Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas harus menjadi budaya di tengah kehidupan keseharian warga. Germas dibangun dengan membiasakan pola hidup sehat. “Keduanya harus berjalan beriringan,” ungkap Anggota Komisi D DPRD DIY Nurjanah saat sosialisasi Germas yang diinisiasi Dinas Kesehatan DIY di pendapa Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Kamis (4/4).

Tujuan Germas adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup sehat akan memberi banyak manfaat. Mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas seseorang. “Gaya hidup sehat adalah lingkungan yang bersih dan sehat. Ini menjadikan berkurangnya risiko membuang lebih banyak uang untuk biaya berobat ketika sakit,” ungkap Nurjanah.

Ada tujuh langkah penting menjalankan Germas. Ketujuh langkah itu merupakan bagian penting dari pembiasaan pola hidup sehat. Itu demi mencegah berbagai masalah kesehatan yang berisiko dialami masyarakat. “Tujuh langkah Germas dapat menjadi panduan menjalani pola hidup yang lebih sehat,” ajaknya.

Tujuh langkah itu diawali dengan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Kemudian budaya mengonsumsi buah dan sayur. Diingatkan, keinginan makan makanan praktis dan enak seringkali menjadikan berkurangnya konsumsi sayur dan buah. Padahal sayur dan buah jauh lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan.

Beberapa jenis makanan dan minuman seperti junk food dan minuman bersoda sebaiknya dikurangi atau dihentikan konsumsinya. “Menambah jumlah konsumsi buah dan sayur merupakan contoh Germas yang dapat dilakukan oleh siapapun,” katanya.

Berikutnya, tidak merokok. Sebab, merokok merupakan kebiasaan buruk bagi kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari Germas. Itu akan berdampak tidak hanya pada diri perokok. Tapi juga bagi orang – orang di sekitarnya. Langkah berikutnya tidak mengonsumsi minuman beralkohol.

Selanjutnya,melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Arti penting Germas adalah dengan lebih baik mengelola kesehatan. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. “Tidak hanya datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini,” ingat Nurjanah.

Di samping itu, menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Berikutnya menggunakan jamban. Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari Germas.

“Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan risiko penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan,” lanjut anggota dewan yang tinggal di Wirobrajan, Yogyakarta ini.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Penyehatan Lingkungan (Promkes dan PL) Dinas Kesehatan DIY Yulia Irene Henny Wahyunarni menjelaskan, sosialisasi Germas dalam rangka mengampanyekan perilaku hidup sehat. Itu sengaja dilakukan mengingat jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) di DIY cenderung meningkat.

PTM itu seperti darah tinggi, diabetes melitus (DM), jantung dan stroke. Diingatkan, timbulnya PTM karena kurangnya aktivitas fisik, rendahnya mengonsumsi sayur dan buah serta masyarakat jarang mengecek kondisi kesehatannya karena merasa badannya sehat.

“Sebenarnya kalau ingin tahu sehat atau tidak harus dibuktikan dengan cek kesehatan,” ujarnya. Yulia mengajak para orang tua memotivasi anak-anaknya agar gemar mengonsumi sayur dan buah setiap hari. Kebiasaan itu harus dibangun sejak dini. (kus/mg3)