JOGJA – Jajaran polisi menangkap seorang warga Prawirodirjan, Gondomanan berinisial AM, 36. Berdasarkan informasi internal kepolisian, pria ini terduga terlibat dalam jaringan terorisme. Tidak sendirian, sosok pria ini juga ditangkap bersama seorang lainnya inisial En.
Ketua RT 43 Prawirodirjan Gondomanan Dwi Santoso membenarkan adanya tindak pengamanan. Namun dia tidak mengetahui latar belakang aksi tersebut. Terlebih dia tidak dilibatkan langsung saat pengamanan dan pemeriksaan kediaman AM.
“Saya tidak tahu penangkapannya. Tapi tadi ada yang mendatangi minta CCTV gang masjid (Taqarruba) dimatikan dan dihapus. Setelah itu saya tinggal karena mau mengantar anak ujian,” jelasnya ditemui di kediaman AM, Sabtu (13/4).
Dwi menuturkan, polisi yang berkomunikasi dengannya tidak mengenakan seragam. Selang waktu, polisi kembali mendatangi lokasi pengamanan. Dwi menuturkan kali ini polisi yang datang lebih banyak.
“Jumlahnya sampai puluhan tapi tidak seragam. Ada yang pakai penutup muka. Tersebar ada yang di dalam rumah, halaman, gang mesjid sampai jalan raya,” ujarnya.
Mengenai keseharian AM, Dwi mengakui cukup srawung. Hanya saja intensitas komunikasi dengan tetangga memang tidak sering. AM, lanjutnya, bekerja sebagai tukang stel velg sepeda motor di simpang empat barat eks Bioskop Permata.
Dwi menuturkan, AM dan keluarganya baru datang di wilayahnya tiga tahunan. Sementara sang ibu KTYH, 50, terlebih dulu menghuni selama empat tahun. AM menghuni kamar sisi timur bersama istri, Re, dan anak tunggalnya.
“Sampai sekarang memang belum menyerahkan identitas. Sudah saya minta tapi katanya sudah diberikan ke pengurus RT yang lama,” ujarnya.
Tetangga terduga Faisal, 33, membenarkan polisi datang dua kali. Awalnya pukul 09.00 menangkap AM dan En. Lalu kembali lagi pukul 11.30 untuk mengamankan barang bukti. Kedatangan kedua juga mengamankan istri terduga Re, anak terduga dan adik terduga Nv, 28.
Faisal sempat melihat proses penangkapan AM. Hanya saja awalnya dia tidak mengira sosok tersebut adalah tetangganya. Dia mengira sosok yang ditangkap tersebut jambret atau maling. Proses pengamanan terbilang cepat, tidak sampai lima menit.
“Tahunya ada ramai-ramai kayak orang dipukuli diujung gang. Tapi saat didatangi keluar sudah bersih. Tahu kalau itu dia (AM) karena ada petugas yang keceplosan. Saya lihatnya dua orang uang diamankan,” jelasnya. (dwi/ila)