SLEMAN – HINGGA pukul 18.48, para pemilih yang didominasi mahasiswa masih bertahan di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sleman. Mereka mayoritas mahasiswa yang memegang formulir A5, tapi tidak bisa memilih.
Salah seorang mahasiswa, Alphatyo, 21, asal Sumatera mengatakan, teman-temannya kesulitan untuk mencoblos. “Tadi waktu teman-teman mau nyoblos di TPS di-pingpong ke TPS lain. Kalau saya beruntung bisa, cuma teman-teman ini kan kasihan,” kata Alphatyo.

Lebih lanjut, Alphatyo mengatakan setelah dilempar ke TPS lain, teman-temannya tak kunjung mendapatkan kejelasan. Bahkan dari TPS malah diarahkan ke KPU Sleman. “Sampai KPU, komisioner tidak ada,” keluh Alphatyo.

Dia mempertanyakan kinerja KPU dalam menyelenggarakan pemilu. “Seharusnya daftar pemilih tambahan (DPTb) juga dihitung. Sekarang ini, setiap TPS hanya menyediakan surat suara sebanyak DPT plus dua persen,” katanya.

Dengan rumus seperti itu, menurutnya tidak akan mencukupi untuk DPTb. “Idealnya, yang DPTb dihitung, yang dua persen itu untuk DPK (daftar pemilih khusus),” harapnya.

Mereka yang berkumpul di KPU Sleman sudah datang sejak pukul 11.00. Mereka datang ke KPU Sleman setelah berupaya melakukan pencoblosan di beberapa TPS di Kecamatan Depok, namun gagal.

Sementara itu, dalam proses hitung cepat yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sleman hingga pukul 19.00, suara pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf unggul dari pasangan 02 Prabowo-Sandiaga Uno.

Persentasenya, 66,3 untuk pasangan capres cawapres 01 Jokowi-Ma’ruf Amin dan 33,7 untuk pasangan capres cawapres 02 Prabowo-Sandiaga. Namun dalam hitung cepat itu baru 17,63 persen suara masuk dari 3.391 TPS se-Sleman.

Salah satu TPS yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf adalah di TPS 105 Dusun Sambilegi Baru Lor RT 01 RW 53, Maguwoharjo, Depok. Kubu 01 menang telak. TPS ini merupakan TPS tempat Mahfud MD mencoblos.
Rincian, 149 suara untuk Jokowi-Ma’ruf dan 75 untuk Prabowo-Sandiaga. Dengan suara gugur sebanyak satu suara. (har/iwa/mg3)