SLEMAN – Industri kayu kian bergeliat. Dibuktikan dengan makin tumbuhnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perseorangan, dan komunitas yang mengenalkan produk kayu yang diminati pasar.
Perkembangan industri kayu di Jogjakarta mulai berkembang. Dengan berbagai kreativitas yang dihasilkan para perajin. Olahan kayu bekas menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki keunikan, kian laku.
“Diharapkan, pemerintah bisa menggandeng para perajin untuk ikut memajukan industri kayu,” kata Pengurus Komunitas Hobi Kayu Istimewa, Yeyek Setiadarma di J-Walk, Minggu (21/4).
Untuk olahan kayu dari peti bekas, Yeyek mengimbau perajin tidak membuat produk yang digunakan untuk makanan. Oleh karena itu, kayu bekas banyak diolah menjadi kerajinan furnitur dan hiasan rumah.
Penyelenggara pameran kriya kayu dan perkakas pertukangan di J-Walk Sleman, Donny Kurniawan mengatakan, minat masyarakat akan produk kayu semakin meningkat. Meskipun belum menyebar luas, perajin kayu di Jogjakarta sudah mulai tumbuh.
Untuk merangkul perajin baru, komunitas sering mewadahi masyarakat untuk belajar dan berinovasi. Meningkatkan hasil produksi menjadi lebih baik.
“Meskipun hasil produksi kayu masih dipegang Bantul, tidak menutup kemungkinan meluas ke semua wilayah di DIJ,” kata Donny.
Melalui workshop yang diadakan setiap bulan, Donny berharap banyak masyarakat dan perajin bergabung dan belajar. Melalui ilmu yang didapatkan, masyarakat akan mampu membuat produk dari kayu. Bisa digunakan maupun bisa dijual. (cr7/iwa/zl)