BANTUL – Peta politik di Kabupaten Bantul berubah. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpotensi masuk dalam peringkat tiga besar partai politik (parpol) dengan perolehan suara terbanyak. Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB Bantul optimistis bisa mendapatkan tujuh kursi di DPRD Bantul. Atau bertambah tiga kursi dibanding perolehan suara pada Pemilu 2014.

Ketua LPP DPC PKB Bantul Subchan Nawwawi menyebut ada lima daerah pemilihan (dapil) yang berpotensi menghasilkan kursi. Yakni, dapil 1 (Bantul dan Sewon), dapil 2 (Banguntapan dan Piyungan), dapil 3 (Pleret, Imogiri, dan Dlingo), dapil 4 (Jetis, Bambanglipuro, Pundong, dan Kretek), serta dapil 5 (Pajangan, Pandak, Sanden, dan Srandakan). Bahkan, dua di antaranya berpotensi menghasilkan dua kursi. Yakni, dapil 1 dan dapil 3.

”Yang kemungkinan tidak mendapatkan kursi dapil 6 (Kasihan dan Sedayu),” jelas Subchan saat dihubungi, Minggu (21/4).

Kondisi ini jauh berbeda dengan hasil Pemilu 2014. Politikus yang tinggal di Sewon ini menyebut hanya empat dapil yang menghasilkan kursi pada pemilu lima tahun lalu. Yakni, dapil 1, dapil 2, dapil 3, dan dapil 4.

”Saat ini suara di dapil 5 sekitar 8000-an. Cukup untuk satu kursi,” sebut Subchan masih merahasiakan jumlah total perolehan suara PKB se-Bantul.

Menurutnya, ada sejumlah faktor di balik meroketnya perolehan kursi PKB. Salah satunya, mesin partai. Seluruh mesin partai bekerja maksimal. Mereka bekerja keras untuk memenangkan PKB di dapilnya masing-masing. Di sisi lain, mesin beberapa parpol lain tak bekerja maksimal.

Pada pemilu 2014, perolehan kursi partai yang dibidani Gus Dur ini di DPRD Bantul berada di urutan kelima. Di bawah PDI Perjuangan (12 kursi), Partai Gerindra (6 kursi), PAN (6 kursi), dan Partai Golkar 5 kursi. Nah, perolehan kursi beberapa partai besar ini pada Pemilu 2019 berkurang. Perolehan kursi PAN, misalnya, berpotensi hilang satu.

”(Yang hilang) di dapilnya pak ketua,” jelas Ketua DPD PAN Bantul Mahmud Ardi Widanto.

Yang dimaksud dengan pak ketua adalah Ketua DPD PAN Bantul Mahmud Ardi Widanto. Meski proses penghitungan masih berjalan, Ardi mengaku peluangnya untuk duduk kembali di DPRD Bantul tipis. Sebagaimana diketahui, Ardi pada Pemilu 2019 berangkat kembali dari dapil 4.

Parpol lain yang masih ketar-ketir dengan perolehan suara dan kursi pada Pemilu 2019 adalah Partai Golkar. Ketua DPD Partai Golkar Bantul Paidi menyebut hal yang paling realistis baginya adalah mempertahankan lima kursi.

”Kami masih menunggu hasil rekapitulasi di tingkat kecamatan,” ucap Paidi merahasiakan berapa perolehan suara terbaru Partai Golkar.

Kendati begitu, Paidi Jumat (19/4) menyebut perolehan suara Partai Golkar cukup signifikan. Detailnya, dapil 1 4.100, dapil 2 3.600, dapil 3 7.500, dapil 4 6.500, dapil 5 7.000, dan dapil 6 4.000 suara.

”Tapi proses penghitungan masih berjalan,” kata Paidi saat itu.

Berbeda dengan PAN dan Partai Golkar, PKS hingga sekarang belum mengetahui berapa perolehan kursi di DPRD Bantul. Menurut Ketua DPD PKS Bantul Amir Syarifudin, internal PKS masih melakukan penghitungan.

”Yang pasti, untuk kursi DPRD DIJ dari dapil Bantul kami dapat dua,” katanya.

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan PAN bersaing sengit di beberapa daerah pemilihan (dapil). Salah satunya dapil 1 (Kecamatan Sleman, Tempel, dan Turi).

Sekretaris DPD PAN Sleman Arif Kurniawan optimistis dapat meraih dua kursi di dapil 1. Dua kursi itu diprediksi bakal didapatkan oleh Raudi Akmal dan Aris Suranto.

“Mas Raudi suaranya gila-gilaan. Saat ini sudah mencapai 9.000 suara,” kata Arif saat dihubungi, Minggu (21/4).

Target awal PAN, kata Arif, setiap dapil mendapat dua kursi. Namun, realita di lapangan berkata lain.

”Ternyata ada partai yang tidak disangka-sangka merangsek. Tapi kami optimistis tetap dapat delapan kursi,” ungkapnya.

Arif menjelaskan, empat dapil yang berpotensi mendapat dua kursi adalah dapil 1, dapil 3 (Kalasan, Prambanan, dan Ngemplak), dapil 5 (Mlati dan Gamping), dapil 6 (Godean, Seyegan, Minggir dan Moyudan).

”Yang berat Dapil 4 (Depok, Berbah) di mana di sana PDIP mengamuk,” ujarnya.

Ketua DPC PDIP Sleman Koeswanto mengaku waswas dengan pergerakan para calon legislatif (caleg) di dapil 1. Dia mengaku agak berat untuk meloloskan dua calegnya.

“Dapil 1 yang saya agak ragu-ragu. Bisa tetap dua kursi, tapi kami juga harus melihat partai lain, apalagi PAN juga kuat di dapil 1,” katanya.

Kendati demikian, Koeswanto tetap optimistis setiap dapil bisa mendapatkan dua kursi. Sebab, dari total suara PDIP di Pemilu 2014 sebanyak 144.636 suara. Disusul PAN 86.795 suara dan Partai Gerindra 75.175 suara.

Namun, Koeswanto bisa agak sedikit lega lantaran di dapil 3 dan dapil 4 (Depok, Berbah) PDIP bisa menambah masing-masing satu kursi. Melihat capaian itu, dia masih optimis mendapatkan 14 kursi di DPRD Sleman.

“Masih optimis bisa dapat 14 kursi,” tegasnya.

Dari data Pemilu 2014, baik di dapil 3 maupun dapil 4, PDIP Sleman selalu menuai hasil yang memuaskan. Di dapil 3, PDIP mengemas 23.595 suara. Mengugguli dari Gerindra yang mengemas 21.582 suara.

Pun juga di Dapil 4. PDIP berhasil mengemas 26.535 suara. Unggul sangat jauh dari pesaing terdekatnya yaitu PKB yang mengemas 11.914 suara dan PAN yang juga mengemas 11.791 suara.

”Untuk tahun ini, Dapil 4 saya optimis bisa dapat tambahan kursi,” katanya.

Dari Kota Jogja dilaporkan, parpol peserta Pemilu 2019 masih ”kompak” menyembunyikan potensi perolehan suaranya. Dampaknya, komposisi pembagian kursi di DPRD Kota Jogja hingga kemarin masih buram. Kendati begitu, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Jogja Danang Rudyatmoko optimistis bisa memperoleh 18 kursi. Atau naik tiga kursi dibanding Pemilu 2014.

”Pada pemilu sebelumnya kami memperoleh 77.340 suara,” sebut Danang.

Berdasar data internal PDIP, ada 11 caleg petahana yang maju. Salah satunya Danang. Dia maju kembali dari Umbulharjo dan Kotagede. (har/dwi/zam/rg)