JOGJA – Laju perolehan suara PDI Perjuangan (PDIP) di kabupaten/kota pada Pemilu 2019 tetap mendominasi. Namun, perolehan suara ini tak berbanding lurus dengan potensi kursi partai berlambang banteng moncong putih itu di DPRD kabupaten/kota.

Perolehan kursi PDIP di beberapa kabupaten/kota bertambah. Namun, ada pula yang berkurang. Kendati begitu, jabatan ketua DPRD kabupaten/kota tetap milik PDIP. Itu merujuk UU Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD.

Di Kota Jogja, contohnya. Berdasar metode penghitungan sainte lague, PDIP mendapatkan jatah kursi paling banyak. Yakni, 13 kursi. Belasan kursi ini berasal dari lima daerah pemilihan (dapil) di Kota Jogja. Hasil ini berkurang dua kursi dibanding Pemilu 2014. Di mana saat itu PDIP mendapatkan 15 kursi.

Ketua DPC PDIP Kota Jogja Danang Rudiyatmoko optimistis perolehan kursi PDIP masih bisa bertambah. Setidaknya tiga kursi lagi. Yakni, dari daerah pemilihan (dapil) 1, 2, dan 5. Lantaran tiga dapil itu merupakan wilayah basis.

”Target semula 18 kursi,” jelas Danang belum lama ini.

Selain PDIP, Partai Gerindra, PKS, dan PAN juga berpeluang menempatkan kadernya di kursi pimpinan DPRD Kota Jogja. Dari proses rekapitulasi, PKS dan PAN masing-masing mendapatkan enam kursi. Disusul Partai Gerindra lima kursi.

Setali tiga uang, perolehan kursi PDIP di Kabupaten Bantul. Ketua DPC PDIP Bantul Aryunadi memastikan PDIP menjadi pemenang di Bumi Projotamansari. Dari hasil penghitungan internal, PDIP mendapatkan 11 kursi. Kendati begitu, Aryun, sapaannya, mengakui perolehan kursi PDIP pada Pemilu 2019 berkurang satu dibanding Pemilu 2014.

”Seluruh dapil mendapatkan dua kursi. Kecuali di dapil 6 (Kasihan dan Sedayu),” ucapnya.

Dari catatan Radar Jogja, Partai Gerindra, PKB, dan PAN yang berpeluang menempatkan kadernya di kursi pimpinan DPRD. Lantaran perolehan kursi Partai Gerindra berada di urutan kedua. Yakni, delapan kursi. Disusul PKB enam kursi dan PAN lima kursi.

Meski menjadi pemenang, perolehan kursi PDIP di Gunungkidul juga berkurang satu dibanding Pemilu 2014. Anggota Badan Pemenangan Pemilu DPC PDIP Gunungkidul Demas Kursiswanto menyebut PDIP mendapatkan 10 kursi pada Pemilu 2019.

”Perolehan suaranya bertambah, tapi kursinya berkurang,” ujar Demas.

Dibanding partai politik lain, perolehan kursi Partai Nasdem di Bumi Handayani cukup mengagetkan. Perolehan kursi partai yang dibidani Surya Paloh ini pada Pemilu 2019 meroket tajam. Dari dua kursi pada Pemilu 2014 menjadi sembilan kursi. Selisih dua kursi dibanding PDIP. Dengan begitu, Partai Nasdem bakal punya jatah di kursi pimpinan.

”Seluruh dapil memperoleh dua kursi,” kata Ketua DPD Partai Nasdem Gunungkidul Suparjo.

Selain PDIP dan Partai Nasdem, partai politik yang berpeluang merebut kursi pimpinan DPRD adalah PAN dan Partai Golkar. Dari data yang diperoleh, perolehan kursi PAN berada di urutan ketiga. Dengan enam kursi. Disusul Partai Golkar dengan lima kursi.

Berbeda dengan Kota Jogja, Bantul, dan Gunungkidul, perolehan kursi PDIP di Kulonprogo naik. Bahkan, kenaikannya cukup signifikan.

”Pada Pemilu 2014, PDIP mendapat delapan kursi. Kini sudah dipastikan tambah menjadi 12 kursi,” sebut Bendahara DPC PDIP Kulonprogo Akhid Nuryati.

Terkait kenaikan kursi PDIP, perempuan yang menjabat ketua DPRD Kulonprogo ini menengarai, lantaran penyelenggaran pemilihan legislatif serentak dengan pemilihan presiden-wakil presiden.

Analisis Akhid ini cukup rasional. Lantaran elektabilitas Partai Gerindra yang mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden juga terdongkrak. Perolehan kursi Partai Gerindra di DPRD Kulonprogo bertambah satu menjadi enam kursi.

Selain PDIP dan Partai Gerindra, ada tiga parpol yang berpeluang punya hak atas jabatan kursi pimpinan DPRD. Yakni, PAN, Partai Golkar, dan PKB. Berdasar hasil rekapitulasi suara, PAN mendapatkan enam kursi. Disusul PKB dan Partai Golkar masing-masing lima kursi. Kendati begitu, PKB dan Partai Golkar harus bersaing ketat. Penentuan kursi pimpinan berdasar perolehan suara.

Di Sleman pun PDIP tetap berjaya. Dengan perolehan 15 kursi pada Pemilu 2019. Hasil itu memastikan partai berlambang banteng mengunci satu kursi ketua DPRD. Selain PDIP, tiga kursi pimpinan menjadi jatah Gerindra, PAN, dan PKS. Ketiga partai tersebut masing-masing membukukan enam kursi di dewan.

Komposisi ini tak berubah. Persis dengan hasil Pemilu 2014. Yang bakal menarik justru penentuan siapa personel masing-masing partai yang akan didudukkan di kursi pimpinan dewan. Sebab, tak semua partai menempatkan peraih suara terbanyak di internal sebagai pimpinan DPRD. “Itu jadi ranah DPC,” ungkap Bendahara DPC PDIP Sleman Haris Sugiharta.

Haris sendiri saat ini menjabat ketua DPRD Sleman. Sedangkan tiga pimpinan lain, antara lain: Sukaptana (Gerindra), Inoki Azmi Purnomo (PAN), dan Sofyan Setyo Darmawan (PKS).

Sukaptana masih berpeluang menjabat wakil ketua DPRD Sleman. Karena posisi strukturalnya di internal partai sebagai ketua DPC. Sementara di PAN, Arif Kurniawan cukup berpeluang. Dia menjabat sekretaris DPD PAN Sleman. Sedangkan Inoki bisa dipastikan tak lolos bursa pileg karena kalah perolehan suara dari koleganya, Abdul Kadir. Sementara itu Sofyan sudah pasti tak akan menjabat lagi sebagai dewan Sleman karena kali ini dia maju untuk tingkat provinsi. (dwi/cr5/gun/tom/yog/er)