GUNUNGKIDUL – Pendistribusian tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram dengan sistem baru yang digagas pemerintah menuai banyak kendala. Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) yang menjadi leading sector uji coba pembelian tabung gas bersubsidi dengan metode baru di Gunungkidul itu menemukan berbagai pekerjaan rumah. Terutama, biometri. Di antaranya adalah jaringan internet.
Koordinator Uji Coba TNP2K Ruddy Gobel mengungkapkan, proses setiap transaksi dengan biometri rata-rata membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga menit. Itu dimulai pembeli datang ke toko hingga mendapatkan tabung gas elpiji. Lantaran penggunaan transaksi ini mensyaratkan koneksi internet 3G.
”Jadi, ada kendala transaksi ketika sinyal 3G tidak cukup kuat,” jelas Ruddy saat dihubungi kemarin (19/5).
Gunungkidul menjadi satu-satunya kabupaten di DIJ yang menjadi pilot project pembelian tabung gas melon dengan sistem baru di Indonesia. Total, ada tujuh wilayah di Indonesia yang dipilih TNP2K. Di Gunungkidul sendiri ada 11 titik lokasi yang dipilih. Dengan menerapkan tiga metode. Yakni, menggunakan biometri, e-voucher, dan e-KTP. Nah, biometri yang digunakan adalah sidik jari dan pindai wajah (face recognition).
Menurut Ruddy, proses verifikasi wajah berjalan tanpa masalah.
”Tapi, penggunaan sidik jari membutuhkan waktu lebih lama,” jelas Ruddy menyebut kendala lainnya. TNP2K menggandeng BRI sebagai mitra.
Seperti biometri, pendistribusian dengan metode e-voucher juga menemui sejumlah kendala. Antara lain, penerima manfaat lupa PIN (personal identification number).
”E-voucher dikirimkan melalui SMS bank mitra BNI,” ujar Ruddy mengungkapkan bahwa TNP2K menggandeng Bank Mandiri dalam metode pendribusian melalui e-KTP.
Menurutnya, berbagai metode pendistribusian itu menggunakan aplikasi. Biometri, misalnya, menggunakan Everest. Sedangkan e-voucher menggunakan aplikasi DuitHape.
Ruddy tak menampik bahwa aplikasi itu hanya bisa diakses penjual. Namun, Ruddy memastikan TNP2K juga memiliki aplikasi dashboard. Dengan begitu, TNP2K bisa memantau jumlah transaksi.
Ketika disinggung mengenai berbagai kendala, Ruddy berjanji bakal melakukan evaluasi. Toh, uji coba bertujuan untuk mengetahui teknologi yang tepat.
”Monitoring lengkap diagendakan pada 21 sampai dengan 23 Mei 2019,” katanya.
Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas Sosial Gunungkidul Eka Sri Wardani mengatakan, dana yang diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) telah dicairkan sejak 22 April-2 Mei 2019.
Dalam pantauannya, ada persoalan lain selama uji coba. Yang paling mencolok adalah ketersediaan tabung gas melon. Beberapa penyalur gas elpiji kehabisan stok.
Mendengar persoalan ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul Johan Eko Sudarto berdalih penggunaan tiga metode baru tidak memengaruhi stok tabung gas. Ludesnya stok akibat tingginya permintaan selama Ramadan.
”Kami sudah mengajukan tambahan kuota agar tidak ada kelangkaan saat Lebaran,” katanya. (gun/zam/rg)