Rabu (13/6).
Dofiri melihat mobilitas masyarakat yang masuk wilayah DIY masih tinggi. Terutama di daerah kota sehingga petugas kepolisian masih menyiagakan anggota di beberapa titik. “Sampai sekarang ternyata libur belum habis. Semalam kepadatan masih berlansung, paling tidak hingga Minggu nanti,” prediksinya.
Dari data, mayoritas, kecelakaan terjadi di daerah-daerah wisata. Seperti Gunungkidul. Selain di jalur wisata juga di beberapa jalur utama juga turut terjadi kecelakaan.
Berdasarkan data, pengendara sepeda motorlah yang paling sering terlibat dalam kejadian kecelakaan. Dimana ada 99 unit sepeda motor yang mengalami kecelakaan. Meningkat 43 persen dari tahun lalu.
Sementara itu, penindakan pelanggaran lalu lintas berupa tilang juga mengalami kenaikan. Dimana pada 2018 terdapat 445 perkara tilang dan pada 2019 ada 1.608 perkara tilang.
Untuk kendaraan, sepeda motor menjadi kendaraan yang peling banyak terlibat dalam pelanggaran. Dimana untuk tahun 2019 ada 1.310 pelanggaran yang terjadi.
Meskipun begitu, mantan Kapolresta Jogja itu mengatakan di sisi lain kecelakaan laut justru berkurang dan bahkan tidak ada. Yang ada, lanjutnya, adalah ancaman dari ubur-ubur saja.
Kapolda juga menuturkan jika pelaksanaan Operasi Ketupat Progo 2019 menjadi tantangan tersendiri. Mengingat pelaksanaannya bersamaan dengan penyelenggaraan tahapan pemilihan umum (Pemilu). Dalam hal ini DIY menjadi salah satu prioritas pengamanan.
Sebab, DIY selain menjadi lintasan bagi para pemudik juga merupakan tujuan wisatawan. Sehingga dibutuhkan koordinasi dan sinergi dari berbagai pihak.
“Namun, berdasarkan analisa dan evaluasi pelaksanaan Operasi Ketupat Progo 2019 berlangsung baik, dan hasil evaluasi ini akan kami gunakan untuk merencanakan operasi yang akan datang,” tandasnya. (har/pra/by)