JOGJA – Memiliki sejumlah nama bintang bukan jaminan bagi PSIM Jogja untuk bisa melenggang mulus promosi ke Liga 1 Indonesia musim ini. Maka dari itu pantang bagi Laskar Mataram- julukan PSIM Jogja terpeleset di tengah jalan hingga mengakibatkan gagal promosi.
Ya, bisa dibilang peta kekuatan grup timur tidak seberat grup barat. Meski begitu tim-tim yang akan berhadapan dengan Laskar Mataram tidak bisa dianggap remeh.
Sejumlah tim asal Kalimatan seperti Martapura FC, Mitra Kukar dan Persiba Balikpapan diprediksi tetap akan menjadi batu pengganjal asa Laskar Mataram lolos menuju babak delapan besar. Belum lagi, keberadaan tim kejutan Persewar Waropen dan Sulut United pun bisa jadi bakal menyulitkan bagi Ichsan Pratama dkk.
Manajer PSIM Jogja Effendi Syahputra mengaku upaya untuk bisa lolos ke babak selanjutnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itu sebagai langkah awal, manajemen mematok target lolos ke babak delapan besar terlebih dahulu. ”Realistisnya kami harus bisa mengamankan 35 poin dulu untuk bisa lolos ke babak delapan besar,” kata Effendi, Jumat (14/6).
Seperti diketahui di grup timur sendiri bercokol 12 tim. Laskar Mataram minimal harus bisa mengamankan 12 kemenangan untuk bisa mendapatan poin minimal yang ditargetkan. Paling tidak, PSIM Jogja wajib memenangkan setiap laga kandang.
Namun, bisa saja prediksi tersebut meleset. Apalagi, di putaran pertama PSIM Jogja hanya melakoni empat laga kandang. Dan di laga pembuka, skuad Naga Jawa- julukan lain PSIM Jogja harus menjalani dua laga berat melawan klub asal Pulau Borneo, Persiba Balikpapan dan Mitra Kukar.
Kekalahan, bisa jadi meruntuhkan mental para pemain dan berpengaruh kepada laga selanjutnya. ”Ada plus minusnya sih. Karena putaran dua otomatis jadi lebih banyak home,” jelasnya.
Mantan CEO Bogor FC tersebut menilai, peta persaingan Grup Timur terbilang sangat menarik. Lantaran dihuni klub-klub dengan kualitas dan materi cukup merata. Praktis, dia sama sekali tidak melihat satu tim yang benar-benar layak diunggulkan.
Seperti klub Persewar Waropen. Meski bestatus klub promosi, tim besutan Carolino Ivak Dalam ini diperkuat deretan nama beken, seperti Boas Isir, Marko Kabiay, Victor Pae, Okto Maniani, hingga Issac Wanggai.
Benar saja, melihat kiprahnya sejauh ini, skuad Mutiara Bakau- julukan Persewar memang berpotensi menjadi batu sandungan bagi PSIM. Selain dua klub mapan pada diri Persiba Balikpapan, maupun Mitra Kukar, yang musim lalu terdegradasi dari kompetisi kasta tertinggi. “Persis Solo juga menarik, karena Derby Mataram ya, yang selalu punya cluster tersendiri,” katanya.
Selain itu, masih ada Madura FC juga yang selalu stabil. Kemudian Martapura FC, tim yang tak pernah dikalahkan PSIM Jogja bila bermain di kandang. “Pada intinya Grup Timur ini seru, meski persaingan di Grup Barat lebih gila lagi,” katanya.
Bisa dibilang, skuad mentereng PSIM Jogja musim ini mengikuti jejak saudara muda PSS Sleman di musim lalu. Ya, keitka itu skuad Super Elja menjadi tim dengan nama-nama mentereng. Musim ini, beberapa pemain yang sukses membawa Super Elja pun diboyong ke PSIM Jogja. Sebut saja Ichsan Pratama, Christian Gonzales, Rossi Noprihanis, dan Aditya Putra Dewa menjadi salah satu andalan Super Elja yang kini bercokol membela skuad Naga Jawa. (bhn/din/by)