JOGJA – Gubernur DIY Hamengku Buwono (HB) X, Wali Kota Jogjakarta Haryadi Suyuti, dan Wakil Wali Kota Jogjakarta Heroe Poerwadi melihat dari dekat pelaksanaan semipedestrian Malioboro. Mereka melakukan pemantauan Selasa (18/6).

HB X mengatakan, uji coba kali pertama semipedestrian Maliboro masih terlihat ada kekurangan. Yakni belum memadainya kantong parkir kendaraan.

Termasuk masih adanya pengendara yang belum paham pengalihan jalur. ‘’Kami masih melihat (ada pengendara) ada yang belok (menembus batas larangan). Tetapi saya tidak masalah (karena masih uji coba),’’ kata HB X.

Gubernur meminta ada pertimbangan khusus bagi turis asing yang mau menginap di Hotel Mutiara Malioboro. Bus wisata yang mengangkut turis diharapkan tetap bisa masuk Malioboro.

‘’Namun hanya untuk ngedrop wae (menurunkan saja). Karena tidak ada jalan alternatif,” kata HB X.

Menurut HB X, Hotel Mutiara sudah ada sejak dahulu. Tidak mungkin mematikan perekonomian hotel tersebut.

‘’Masih ada waktu untuk mengevaluasi. Dilakukan setiap 35 hari sekali,’’ kata HB X.

Setiap Selasa Wage, pedagang kaki lima (PKL) Malioboro libur berjualan. ‘’Sehingga Malioboro harus diisi dengan aktivitas seni budaya,’’ harap HB X.

Aktivitas tersebut tidak hanya kesenian tari semata. HB X berharap setiap Selasa Wage juga ada pameran patung dan lukisan.

‘’Masing-masing desa di DIY bisa menampilkan kesenian unggulannya di Malioboro. Jadi setiap hari ada aktivitas budaya di Malioboro,” kata HB X.

Gubernur meminta pengunjung Malioboro membuang sampah pada tempatnya. ‘’Masih banyak yang membuang sampah sembarangan. Sayang jika Malioboro kotor,’’ kata HB X.

Sedangkan Haryadi berharap dilakukan evaluasi penerapan semipedestrian Malioboro. Penerapannya diharapkan tidak mematikan perekonomian PKL.

‘’Semoga dengan semipedestrian Malioboro ini justru menambah pengunjung ke Malioboro. Akses parkir juga perlu dipermudah,” harap Haryadi. (*/cr8/iwa/fj)