GUNUNGKIDUL – Dampak musim kemarau di Pedukuhan Ploso, Tileng, Girisubo parah. Saking parahnya, jamak warga yang memanfaatkan kebocoran pipa PDAM Gunungkidul untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
”Sejak sebulan terakhir warga mulai mengambil air,” jelas Westini, warga setempat di sela mengisi air PDAM ke jeriken Rabu (19/6).
Perempuan 47 tahun itu tak sendiri. Ada puluhan warga yang ikut memanfaatkan kebocoran pipa perusahaan pelat merah itu. Mereka berbekal ember dan jeriken.
”Saya bolak-balik mengambil air yang bocor daripada terbuang sia-sia ke tanah,” ujarnya.
Bagi Westini, air PDAM yang bocor itu sangat berarti. Lantaran harga air dari pihak swasta cukup mahal. Paling murah Rp 110 ribu per tangki berkapasitas 5.000 liter. Itu pun kondisinya berkapur.
”Kami hanya mengandalkan air hujan melalui bak penampungan. Tidak semua mengakses saluran pipa PDAM,” katanya.
Iswayanto, warga lainnya mengungkapkan hal senada. Menurutnya, kebocoran pipa PDAM menghemat penggunaan air yang dibeli dari pihak swasta.
”Dipakai untuk macam-macam. Mulai mencuci, mandi, memasak, hingga untuk hewan ternak,” katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur PDAM Tirta Handayani Gunungkidul Isnawan Fibrianto mengaku sudah memantau kebocoran pipa di Kecamatan Girisubo. Dia menargetkan perbaikan selesai secepatnya.
”Faktor usia,” jelasnya perihal penyebab kebocoran pipa. (gun/zam/zl)