GUNUNGKIDUL – Di balik luasnya jangkauan zonasi PPDB Tahun Ajaran 2019/2020, ternyata membuat beberapa sekolah swasta di DIJ kian ketar-ketir. Terutama sekolah swasta ’kelas menengah’. Mereka khawatir jumlah siswa yang mendaftar kian minim.

”Kami yang sekolah kelas menengah ke bawah cenderung dirugikan,” ketus Kepala Sekolah SMA Gama Jogjakarta Dalono Senin (24/6).

Sebelum ada zonasi, Dalono menceritakan, siswa dengan nilai rendah spontan menjadikan sekolah swasta sebagai pilihan. Mereka merasa kalah bersaing masuk ke sekolah negeri.

Namun, kondisi itu berbanding terbalik ketika pemerintah menerapkan kebijakan zonasi. Casis yang melirik sekolah swasta cenderung turun tiap tahun. Lantaran casis dengan nilai ujian berapa pun bakal diterima di sekolah negeri.

”SMA Gama, contohnya, hanya membuka dua kelas. Daya tampungnya 32 siswa. Itu pun tidak penuh,” katanya.

Dulu, lanjut Dahono, SMA yang terletak di Kecamatan Depok ini kerap menerima siswa dari beberapa kecamatan lain. Namun, Dahono mengeluh, SMA Gama saat ini hanya fokus menggarap potensi siswa dari Kecamatan Depok.

”Dulu, ada siswa dari Pakem, tapi karena zonasi dan kebetulan rumah dekat dengan sekolah negeri jadi bisa diterima di negeri,” lanjutnya.

Selain PPDB, Dahono menilai, kebijakan daya tampung juga berpengaruh. Pemerintah menerapkan daya tampung per kelas menjadi 36 siswa. Sedangkan tahun lalu hanya 32 siswa. Praktis peluang sekolah swasta mendapatkan limpahan siswa dari sekolah negeri semakin tipis.

”Sehingga, kami aktif promosi di media sosial dan jemput bola. Siapa tahu casis dari luar DIJ tertarik,” ujarnya.

Berbeda dengan SMA Gama, kuota SMAN 1 Depok sudah overload. Bahkan, sebagian pendaftar berpotensi terlempar. Waka Kesiswaan SMAN 1 Depok Eko Yuliyanto mengatakan, kapasitas SMAN 1 Depok hanya mampu menampung 216 siswa baru. Mereka terbagi dalam enam rombongan belajar.

”Kuota untuk siswa IPA sebanyak 144 siswa dan IPS sebanyak 72 siswa sudah terpenuhi,” katanya.

Hingga sekarang, Eko menyebut, ada 278 casis yang mengambil token. Sekolah melayani pengambilan token hingga 25 Juni. Banyaknya casis ini lantaran jangkauan zonasi SMAN 1 Depok juga meliputi Desa Minomartani (Kecamatan Ngaglik), Desa Wedomartani (Kecamatan Ngemplak) Tegaltirto (Kecamatan Berbah) dan Purwomartani (Kecamatan Kalasan). (har/zam/fj)