SLEMAN – Usai dihentikan karena Lebaran, pembangunan underpass Kentungan kembali dilanjutkan. Pengerjaan kali ini dilakukan pada tengah perempatan. Menyebabkan penumpukan kendaraan dari empat arah. Antrean panjang tak terhindarkan.

Penumpukan kendaraan terjadi lantaran ada penyempitan jalan di sekitar proyek. Kapasitas jalan berkurang. Tidak bisa menampung volume kendaraan yang begitu banyak. Penumpukan kendaraan paling parah pada ruas timur ke barat dan sebaliknya.

Kasi Manajeman Lalu Lintas, Dinas Perhubungan (Dishub) DIJ, Bagas Senoadjie menyiapkan rekayasa lalu lintas di Perempatan Kentungan. Agar kendaraan bisa melaju lancar.

“Ada pengalihan arus selama pengerjaan underpass. Sebelum Lebaran pengerjaan di sisi barat. Saat ini persis di mulut simpang (Zona X),” kata Bagas di sela uji coba pengalihan arus Perempatan Kentungan (25/6).

Bagas mengatakan, rekayasa lalu lintas dibuat seperti bundaran. Arus dari utara ke selatan dibelokkan ke kanan baru masuk ke Jalan Kaliurang. Begitu juga arus dari selatan ke utara dibuat agak sedikit berbelok.

“Untuk arus dari sisi timur ke barat dan sebaliknya bisa langsung. Termasuk yang akan belok ke Jalan Kaliurang, tidak masalah,” ujar Bagas.

Traffic light di utara, selatan dan barat digeser. Untuk memberi ruang kendaraan yang melintas. Traffic light sisi Jalan Kaliurang digeser 20 meter ke selatan. Agar kendaraan yang menuju UGM bisa tertampung.

Siklus waktu traffic light juga diubah. Di sisi utara waktu hijau menyala 30 detik, timur 45 detik, selatan 25 detik, dan barat 45 detik. Waktu lampu kuning menjadi 20 detik di seluruh traffic light.

“Pertimbangannya, dengan 20 detik waktu kuning, bisa membersihkan kendaraan di mulut simpang. Sehingga tidak mengunci arus kendaraan,” ujar Bagas.

Pengerjaan Zona X ditargetkan selesai dua bulan. Setelah pengecoran dinding dan lantai jalan, simpang empat bisa dibuka kembali. Arus lalu lintas diharapkan normal.

Pejabat Pembuat Komitmen Underpass Kentungan, Satker PJN, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Sidik Hidayat mengatakan, pengerjaan underpass masih sesuai jadwal. Progres pengerjaan mencapai 35 persen.

“Masih on the track. Nanti kami juga akan kebut agar target Desember 2019 bisa selesai,” kata Sidik.

Pekerjaan di sisi timur juga dilakukan bersamaan dengan Zona X agar lebih cepat. Kalau sisi timur harapannya sebulan setelah Zona X selesai, bisa dibuka kembali.

Salah seorang pengendara, Tri Handoko, 32 tahun, mengeluhkan perilaku berkendara masyarakat. Masih ada masyarakat kurang sabar.

“Cuaca panas seperti ini, kalau diklakson terus, padahal belum boleh jalan, kan bikin emosi,” kata Handoko.

Padahal, kata warga Maguwoharjo itu, jika semua tertib antre, lalu lintas bisa lancar. Walaupun memang terjadi kepadatan arus lalu lintas yang panjang.

“Saya paham, memang setiap pengendara punya tujuan. Dan maunya cepat sampai. Tapi kalau tidak tertib, justru membuat semakin macet,” katanya. (har/iwa/fj)