SLEMAN – Kabupaten Sleman mencatatkan angka harapan hidup tertinggi di Indonesia. Yakni mencapai 76 tahun untuk perempuan dan 74 tahun untuk laki-laki. Kondisi ini diklaim merupakan keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.

Tingginya angka harapan hidup memberikan tantangan untuk pemberdayaan lanjut usia (lansia). Oleh karenanya, para lansia di Sleman yang berjumlah 1,1 juta atau 15 persen itu perlu diperhatikan. Agar keberadaan mereka tidak menjadi beban bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan.

Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Sleman Ephiphana Kristiyani mengatakan, salah satu program yang digagas untuk memberdayakan lansia adalah Rumah Bahagia Lansia. Itu sebagai wadah bagi lansia untuk berbagai kegiatan.

”Kegiatannya seperti apa? Banyak. Tentunya bersifat pemberdayaan,” kata Ephiphana Kamis (27/6).

Dia menjelaskan, lansia tidak seharusnya hanya diminta diam. Lansia harus aktif berkegiatan. Contohnya bersosialisasi dengan masyarakat. Sebab, dari pengalamannya, lansia tidak mau jika diminta hanya berdiam diri.

”Artinya menjadi lansia bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa, tapi bisa berkegiatan secara normal,” jelasnya.

Di dalam Rumah Bahagia Lansia, kata dia, lansia bisa melakukan berbagai kegiatan. Seperti pelatihan keterampilan. Namun, hanya keterampilan ringan yang diajarkan. Merajut dan membuat sapu, contohnya.

Ephiphana menegaskan, kehadiran Rumah Bahagia Lansia bukan dimaksudkan untuk ”menyingkirkan” lansia. Sebaliknya, para lansia justru lebih diperhatikan. Nantinya, setiap lansia yang ada di sana akan diperiksa kesehatannya secara rutin.

Ephiphana menjelaskan, kendati para lansia sudah ditempatkan di sana, kewajiban keluarga untuk menjenguk bersifat mutlak. Sebab, konsep Rumah Bahagia Lansia ini bukan seperti panti jompo. Di mana keluarga hanya menitipkan anggotanya yang lansia tanpa pernah menjenguknya.

”Kalau ada yang tidak menjenguk akan kami kembalikan ke keluarga. Karena dengan dijenguk oleh anggota keluarga lansia akan bahagia. Kunci umur panjang kan juga karena bahagia,” tuturnya.

Ephiphana juga menyinggung dinsos hingga sekarang masih rutin memberikan bantuan kepada 6.700 lansia miskin di Sleman. Nilainya Rp 200 ribu per bulan. Sebab, kualitas hidup di masa tua dapat ditingkatkan, antara lain, dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga teratur, dan rutin mengecek kesehatan.

”Harapan kami mereka tetap sehat dan bisa mandiri,” harapnya. (har/zam/rg)