BANTUL – Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jogjakarta (UPN) yang terdiri atas M. Irvan Dwi Putra, Nur EzhaVidawati, RizkiMelati, Febbyola Raflyani, dan Lia Ilfiana menciptakan mesin yang berfungsi menaburkan wijen pada permukaan onde-onde. Inovasi dibawah bimbingan Tri Wibawa, ST, MT tersebut diberi nama mesin “Gonjang – Ganjing.”
Irvan Dwi Putra menjelaskan, ide yang dicetuskan tersebut didasari pada proses penaburan biji wijen yang dilakukan oleh home industry onde-onde milik Aris Widodo di Dusun Gaduhan, Bantul. Proses penaburan wijen yang dilakukan di home industry tersebut hanya dapat dilakukan ketika tampah terisi penuh dengan bulatan onde-onde sehingga proses tidak berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, keterbatasan jumlah pekerja menyebabkan proses terhenti untuk melakukan penaburan wijen.
Permasalahan tersebut mendorong ke lima mahasiswa jurusan Teknik Industri UPN “Veteran” Jogjakarta untuk menciptakan suatu rekayasa mesin “Gonjang – Ganjing” guna membuat proses penaburan wijen menjadi lebih efektif dan efisien. Penaburan wijen dilakukan tanpa harus menunggu tampah terisi penuh sehingga pekerja tidak perlu menghentikan aktivitasnya dalam pembentukan bulatan onde-onde. Mesin ini memiliki prinsip kerja menyerupai konsep penaburan wijen secara manual sehingga tidak memengaruhi hasil akhir onde-onde.
”Mesin ini bekerja secara otomatis sehingga energi yang dikeluarkan pekerja ketika proses penaburan wijen menjadi berkurang,” ujar Irvan yang menjadi ketua pelaksana.
Konsumsi energi yang dikeluarkan saat proses penaburan wijen secara manual adalah sebesar 1,3669 kkal/menit, sedangkan pada saat menggunakan mesin “Gonjang – Ganjing” hanya sebesar 0,2087 kkal/menit. Sehingga, konsumsi energi berkurang sebesar 84,73 persen.
Selain itu, mesin ini dapat mempersingkat waktu produksi dengan perbandingan waktu membuat 60 buah onde – onde sebesar 600 detik pada proses manual menjadi 493 detik dengan mesin Gonjang – Ganjing. Sehingga, penurunan waktu prosesdapat turun sebesar 17,83 persen.
Irvan juga mengatakan mesin ini memiliki tampah dengan kapasitas yang lebih besar yakni dalam 1 jam mampu menghasilkan438 buah onde-onde. Sedangkan tampah yang digunakan oleh home industry onde- onde milik Aris Widodo hanya mampu menghasilkan onde-onde dalam 1 jam sebanyak 360 buah. Sehingga, kapasitas meningkat sebesar 21,67 persen.
Sementara itu, Aris Widodo mengungkapkan rasa terima kasih dengan inovas yang dilakukan oleh mahasiswa Teknik Industri UPN “Veteran” Jogjakarta. ”Inovasi yang dihasilkan mahasiswa UPN ini mampu meningkatkan produktivitas,” ungkapnya. (*/ila)