BANTUL – Harga cabai mengalami kenaikan. Di Pasar Bantul, harga cabai menyentuh angka Rp 60.000  per kilogram (kg).

Salah seorang pedagang, Sri, 68 tahun, mengatakan, tingginya harga cabai sudah terjadi sepekan. Kenaikannya terjadi secara bertahap.

Dua hari lalu, harga cabai sempat menyentuh Rp 62.000 per kg. Sebulan sebelumnya, harga cabai Rp 25.000 per kg.

Sri mengatakan, kenaikan harga terjadi pada semua jenis cabai. Mulai cabai rawit hingga cabai lalapan Rp 60.000 per kg.

Dikatakan, kenaikan tersebut tidak lepas dari naiknya harga beli di tingkat tengkulak. Untuk mendapatkan satu kilogram cabai rawit dan lalap di tengkulak, Sri harus mengeluarkan uang Rp 58.000 per kg.

“Kulakannya sudah segitu. Kami jualnya Rp 60.000 per kg,” ungkap Sri di Pasar Bantul (12/7).

Naiknya harga cabai berdampak pada turunnya permintaan. Seminggu terakhir, Sri hanya menjual lima kilogram cabai per hari. Pada hari biasa, dia menjual tujuh kilogram.

“Solusinya? Saya kurangi kulakannya. Supaya yang busuk tidak banyak,” ujar Sri.

Kenaikan harga cabai rawit dikeluhkan pedagang bakso, Agus, 27 tahun. ‘’Kenaikan harga cabai menyebabkan keuntungan menurun,’’ ujarnya.

Agus harus menyisihkan uang lebih banyak untuk membeli cabai yang dia jadikan sambal. “Mau gimana lagi? Kalau jualan bakso gak pakai sambal kan wagu (aneh),” kata Agus.

Kepala Dinas Pertanian Kelautan Peternakan dan Perikanan (Disperpautkan) Bantul, Pulung Haryadi mengatakan, naiknya harga cabai disebabkan pasokan minim. Namun, petani diuntungkan, karena harganya tinggi.

“Petani untung, tapi konsumen pasti mengeluh,” ujarnya.

Saat ini bukan musim panen raya cabai. “Sekarang sudah masuk masa tanam bawang merah. Biasanya setelah masa tanam bawang selesai, disusul cabai. Panen cabai baru beberapa bulan ke depan,” ujar Pulung. (cr5/iwa/fj)