JOGJA – Wajah berjerawat akan sangat mengganggu penampilan jika tidak segera ditangani. Tidak hanya bagi penderita, tetapi juga bagi orang lain yang melihatnya. Jerawat akan terus muncul ketika minyak dan sel kuit mati menyumbat pori-pori.

Dokter Kulit dan Kelamin RSUP Dr Sardjito dr Dwi Retno Adi Winarni Sp.KK(K) menjelaskan, jerawat yang disebut dengan acne atau acne vulgaris akan muncul disertaai komedo sebelumnya. Baik berkepala putih maupun hitam.

Jerawat biasanya muncul di kalangan remaja dan akan membaik setelah melewati masa pubertas akibat perubahan hormon. Namun, saat ini tidak jarang usia dewasa muda juga memiliki jerawat yang disebabkan kosmetik yang dipakai. “Hal ini karena produk yang digunakan akan menyumbat pori-pori pada kulit,” jelas Retno saat ditemui di RSUP Dr Sardjito.

Menurut Retno, jerawat tidak hanya muncul di bagian area muka. Namun bisa muncul di setiap permukaan kulit yang memiliki kelenjar minyak. Seperti halnya di leher, bahu, punggung, dada sampai dengan paha. Dan itu adalah hal yang wajar.

Meskipun jerawat adalah kejadian fisiologis yang normal, akan bertambah parah jika jerawat mengalami peradangan. Jerawat dikategorikan ringan jika hanya bintik-bintik merah yang didapatkan. Namun bintik kemerahan bisa berubah menjadi benjolan dengan adanya cairan kekuningan. Ada pula benjolan yang berukuran lebih besar dan membentuk suatu kantong yang disebut dengan kista.

”Jika masih dirasa normal, jerawat akan sembuh dengan sendirinya. Namun saat jerawat mulai dipencet untuk mengeluarkan cairan di dalamnya, dikhawatirkan akan menimbulkan bekas yang sulit untuk dihilangkan,” tambahnya.

Selain hormon dan kosmetik yang menyebabkan timbulnya jerawat, tambah Retno, faktor lain adalah kebersihan kulit karena paparan debu dan asap kendaraan, paparan sinar matahari, kurang tidur, kurangnya olahraga, stres, serta konsumsi makanan yang tidak sehat.

Meskipun makanan yang dikonsumsi memicu timbulnya jerawat, hal ini masih menjadi kontroversi. Namun, penelitian terakhir menyebutkan, konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi akan memicu munculnya jerawat pada kulit.

Sementara itu, Retno mengimbau untuk tidak mudah tergiur dengan produk kecantikan yang menawarkan hasil yang instan. Karena tidak jarang skin care maupun kosmetik yang digunakan malah menimbulkan jerawat dan peradangan pada kulit wajah. ”Yang awalnya tidak ada jerawat, malah menjadi ada,” tuturnya.

Sedangkan untuk meredam adanya jerawat dan menghambat pertumbuhannya, sebaiknya selalu memperhatikan kebersihan kulit wajah minimal dua kali sahari. Menggunakan pelembab wajah dan perawatan kecantikan yang sesuai kulit. Serta mengonsumsi makananan bernutrisi, memperbanyak minum air putih, olahraga dan konsumsi vitamin yang mengandung antioksidan. ”Perawatan dari dalam dan luar tubuh sangat diperlukan dan diperhatikan,” ungkap Retno. (cr7/laz)