BANTUL – Luas tanaman padi yang mengalami gagal panen di Kabupaten Bantul bertambah. Yang terbaru, tanaman padi di Pedukuhan Cawan, Argodadi, Sedayu. Tanaman padi seluas 4,5 hektare (ha) dipastikan puso atau gagal panen.

”Gagal panen tahun ini lebih parah. Tahun lalu hanya sekitar 3,5 hektare,” jelas Kartiyo, pengurus kelompok tani Pedukuhan Cawan Senin (15/7).

Tanaman padi di Bulak Cawan, Kartiyo menyebut semula seluas 28 ha. Hanya, sebagian besar telah memasuki musim panen awal bulan ini.

”Yang gagal panen usianya nanggung,” ucapnya.

Menurutnya, musim kemarau kali ini berbeda dibanding tahun lalu. Meski musim kemarau tahun lebih panjang, masih banyak petani yang meraup untung. Sedangkan musim kemarau kali ini datang lebih awal. Perkiraan petani meleset.

”Sehingga persediaan air tak mencukupi,” ujar Kartiyo mengungkapkan petani memprediksi bulan April masih turun hujan.

Para petani sebenarnya telah berupaya menyelamatkan tanaman mereka. Sebagian mengambil air dari Sungai Progo dengan bantuan mesin pompa. Ada pula yang membangun sumur pantek. Namun, upaya itu sia-sia. Akibatnya, kerugian petani menjadi lebih besar.

”Rugi bayar tenaga, traktor, pupuk, air, dan lain-lain,” keluhnya.

Guna meminimalisasi kerugian, kata Kartiyo, petani terpaksa memanen tanaman lebih awal. Agar tanaman padi yang gagal panen itu dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

”Harapannya, problem tahunan petani ini ada solusi dari pemerintah,” katanya.

Camat Sedayu Fauzan Mu’arrifin membenarkan tanaman padi di Bulak Cawan puso. Dia menyebut total tanaman padi yang puso di wilayahnya sekitar 12,5 ha. Perinciannya, Bulak Cawan dan Bulak Bakal Pokok masing-masing 4 ha dan Bulak Bakal Dukuh 4,5 ha.

”Karena kekeringan,” ucap Fauzan menyebut penyebab gagal panen. (cr6/zam/zl)