JOGJA – Upaya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja mengurangi sampah plastik belum banyak mendapat dukungan. Bahkan dari internal Pemkot sendiri.

Kepala DLH Kota Jogja Suyana mengakui produksi sampah plastik Pemkot tergolong tinggi. Contoh terkecil adalah sampah plastik yang berasal dari konsumsi rapat. Mayoritas OPD masih menggunakan gelas kemasan plastik sebagai suguhan.

“Kelihatan hingga saat ini belum terlihat signifikan progressnya. Kalau untuk internal kami (DLH) sudah berjalan baik. Minuman gelas plastik kami ganti dengan gelas kaca,” ujarnya dalam Puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Kota Jogja, di ruang terbuka hijau publik Taman Bakung Baciro Selasa (30/7).

Karena selama ini baru imbauan, Suyana berharap agar ada legitimasi melalui surat edaran (SE) mengenai pengurangan sampah plastik. Dia juga meminta  SE diserahkan langsung dalam rapat dinas. Bukan melalui mekanisme pengiriman surat. “SE ditandatangani lalu di-launching di rapat dinas. Kelihatan tidak ada progres kalau hanya tanda tangan lalu dibagi,” katanya.

Solusi yang ditawarkan sebagai pengganti kemasan plastik bisa dimulai dari produsen snack yang disajikan. DLH Jogja, lanjutnya, telah menerapkan kerjasama dengan penyedia kuliner. Dimana air minum kemasan plastik diganti dengan gelas kaca.

Air minum disediakan dalam wadah isi ulang. Sementara untuk kuliner disajikan dalam kemasan box kertas. “Memang awalnya mencari yang pas untuk minum. Ternyata dari pelaku Gandeng gendong tidak keberatan dan mau mengantar minuman pakai jumbo dan gelas kaca. Kami juga mewajibkan peserta rapat bawa tumbler,” katanya.

Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi menyambut baik usulan tersebut. Dia berjanji usulan tersebut akan diwujudkan dalam rapat dinas kedepannya. “Apapun untuk menjaga kebersihan Jogja termasuk komitmennya harus didukung,” katanya. (dwi/pra/by)