Rabu (31/7) menjadi hari terakhir Titik Sulastri ngantor di Balai Kota Jogja. Sekda Kota Jogja itu tak mau ada “PR” tersisa. Seharian Rabu dihabiskannya untuk menuntaskan pekerjaan sebelum pensiun.

WINDA ATIKA IRA PUSPITA, Jogja,

SUASANA haru mewarnai acara pisah sambut Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Jogja Titik Sulastri di Grha Pandawa, Balai Kota Jogja Rabu. Air mata Titik pun meleleh saat mengucap sambutan. Di hadapan sebagian aparatur sipil Negara (ASN) Pemkot Jogja yang hadir siang itu. Tak lupa, Titik mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai pemkot. Atas kerja sama mereka dalam menyokong Titik untuk menjalankan roda pemerintahan.

“Saya bersyukur bisa purna tugas dengan husnul khotimah,” ungkap Titik saat berbincang dengan Radar Jogja usai acara pisah sambut.

Tujuh tahun Titik menjadi orang nomor satu di kalangan birokrat Kota Jogja. Sejak 2012 hingga 2019. Di akhir masa tugasnya, Titik tetap saja menjadi teladan bagi jajarannya. Dia tetap sibuk. Menyelesaikan beberapa pekerjaan harian. Terutama yang berkaitan dengan administrasi. “Jadi saya selesaikan juga hari ini (Rabu) surat-surat yang baru masuk,” katanya.

Purna Sekretaris Desa Kota Jogjakarta Titik Sulastri. (WINDA ATIKA IRA PUSPITA/RADAR JOGJA)

“Saya ingin memanfaatkan sisa waktu seoptimal mungkin. Semua pekerjaan harus selesai,” sambung sosok 60 tahun itu.

Jenis pekerjaan yang bersifat makro juga dia tuntaskan. Seperti pembahasan APBD Perubahan 2019. Sebelumnya, dia juga menuntaskan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD 2018. Pekerjaan terakait penganggaran itu bisa selesai atas kerja sama beberapa pihak. Termasuk dengan para wakil rakyat di DPRD Kota Jogja. “Kami berusaha untuk tidak punya utang (pekerjaan, Red),” tegasnya.

Banyak kesan Titik selama menjadi pegawai negeri sipil di lingkungan Pemkot Jogja. Terlebih selama tujuh tahun menjabat sekda. Titik selalu merasa setiap jabatan yang diembannya sebagai sebuah amanah. Yang harus dijalankan dengan baik. “Tidak boleh ditolak, apalagi diminta. Mengalir saja,” tuturnya.

Titik selalu memosisikan jabatannya sebagai bentuk ibadah. Dijalankan secara ikhlas. Pun setelah pensiun. Titik tetap akan mengisi hari-harinya dengan ibadah. Karena selama menjadi birokrat waktunya banyak tersita. Untuk kepentingan pekerjaan. “Dengan usia saat ini saya ingin meningkatkan ibadah,” katanya.

Titik adalah teladan bagi seluruh ASN Pemkot Jogja. Setidaknya itulah penilaian Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti. Bahkan, Haryadi terang-terangan meminta seluruh ASN untuk meniru Titik. Yang selalu semangat dan penuh sukacita dalam menuntaskan seluruh pekerjaan. Bekerja dengan tulus dan ikhlas.

“Terima kasih kepada Ibu Titik yang telah berkarya di Kota Jogja. Semoga semangat kerja beliau menular kepada seluruh staf dan pejabat-pejabat yang lain,” katanya.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Jogja Tri Hastono juga punya kesan tersendiri terhadap Titik. “Kepemimpinan beliau sangat baik. Gaya memimpinnya tanpa mendikte. Mengajari tanpa menggurui,” pujinya.

Bagi Tri Harsono, sikap kepemimpinan Titik ibaratnya seorang ibu bagi anak-anaknya.Namun tetap mengedepankan profesionalitas dalam menjalankan fungsi sebagai pimpinan. (yog/rg).