GUNUNGKIDUL – Status Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu memasuki fase-fase penting. Itu menyusul selesainya tahap revalidasi. Fase ini merupakan salah satu rangkaian untuk menentukan apakah Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu layak dipertahankan atau tidak sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG).

Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu adalah salah satu ”kekayaan” Gunungkidul. Punya daya tarik luar biasa. Geopark ini tak hanya terletak di Gunungkidul. Ada bagian geopark yang berada di Wonogiri (Jawa Tengah) dan dan Pacitan (Jawa Timur).

GRAFIS: (HERPRI KARTUN/RADAR JOGJA)

Geopark Gunung Sewu seluas sekitar 1.802 kilometer persegi. Terbagi menjadi tiga geoarea. Setiap kawasan geoarea memiliki geosite. Di Gunungkidul ada 13 lokasi, Wonogiri memiliki 7 lokasi, dan Pacitan terdapat 13 lokasi. Total ada 33 lokasi geosite di Geopark Gunung Sewu.

Geopark ini diakui di tingkat dunia. Yakni, oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO/Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul Hari Sukmono mengatakan, hasil revalidasi cukup positif. Terutama dari aspek pengelolaan geosite. Sebab, keberadaan geosite berpotensi dikembangkan menjadi daya tarik wisata.

”Tapi akan ada lima rekomendasi dari asesor untuk GSUGGP (general manager Gunungsewu UNESCO Global Geopark),” kata dia.

Lima rekomendasi itu wajib ditindaklanjuti. Pertama, asesor minta perkuat jaringan baik dalam Global Geoparks Network (GGN), Asia Pacific Geoparks Networ (APGN), dan Jaringan Geopark Indonesia (JGI). Kedua, memperkuat visibilitas, pemakaian logo harus kuat dan dicantumkan di setiap materi publikasi, bahan promosi, dan lain lain.

Rekomendasi ketiga terkait turisme, membuat suvenir atau cinderamata yang menunjukkan tentang geopark. Keempat, memperkuat media sosial, bilingual website, serta akun Facebook dan Instagram.

Rekomendasi terakhir adalah diharuskan membuat jaringan kerja sama antarsekolah (geoschool) di internal GSUGGP maupun dengan geopark lainnya. ”Rekomendasi sudah ditindaklanjuti,” terangnya.

Hari berharap, Taman Bumi Nasional Geopark Gunung Sewu tetap berstatus sebagai warisan dunia. Apalagi, Geopark Gunung Sewu saat ini sebagai rujukan pengembangan geopark di Indonesia.

”Ada tujuan penting yang ingin dicapai dalam pengembangan Geopark Gunung Sewu,” ujarnya.

Sebagaimana identifikasi yang dilakukan UNESCO pada 2017, diketahui bahwa pengembangan geopark berkontribusi bagi upaya Indonesia dalam mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs).

Secara nyata, pengembangan geopark direfleksikan sedikitnya dalam sepuluh tujuan. Di antaranya yakni tanpa kemiskinan, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pekerjaan layak, dan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, kota yang berkelanjutan, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, kemitraan untuk mencapai tujuan, pembangunan berkelanjutan, dan geo konservasi. ”Itu semua masuk dalam penilaian revalidasi,” ucapnya.

Sementara itu, General Manajer Gunung Sewu Unesco Global Geopark Budi Martono menyatakan, tidak mudah memperoleh kepercayaan dari badan dunia. Bahkan, sampai ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia.

Sebelum 2009, geopark ini bernama Geopark Pacitan. Pada 2010 diusulkan ke Unesco namun ditolak. Setelah itu, namanya diganti menjadi Geopark Gunung Sewu dan ditetapkan menjadi geopark nasional pada 13 Mei 2013 oleh Komite Nasional Geopark Indonesia. ”Mengenai rekomendasi (dari asesor) harus ditindaklanjuti,” kata mantan Sekda Gunungkdul itu. (gun/amd/zl)