KULONPROGO – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo terus mengampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan). Gerakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut bertujuan mencegah stunting.

“Semoga angka stunting di Kulonprogo menurun. Ikan adalah salah satu solusi bagi permasalahan gizi masyarakat,” kata Asisten Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Kulonprogo Bambang Tri Budi Harsono di Desa Sendangsari Pengasih (2/8).

Tingkat konsumsi ikan masyarakat Kulonprogo baru mencapai 17,35 kilogram per kapita per tahun. Jauh di bawah rata-rata tingkat Provinsi DIJ yang mencapai 24,68 kilogram per kapita per tahun.

Hal ini menjadi keprihatinan Pemkab Kulonprogo. Apalagi produksi perikanan Kulonprogo pada 2018 cukup tinggi, mencapai 15,573 ton. Namun konsumsi makan ikan belum sesuai harapan.

“Melalui Gemarikan, mari budayakan makan ikan. Ikan mengandung protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan asam lemak omega. Kandungan asam amino dan omega tiga jauh lebih baik dibandingkan bahan pangan sumber protein lain,” ujar Bambang.

Direktur Pemasaran, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Machmud mengatakan program makan ikan harus didukung. Caranya, menjaga ketersediaan ikan, berkelanjutan, dan terjangkau.

“Kalau ikannya mahal sama saja. Tidak dapat makan ikan. Sehingga perlu gelorakan Gemarikan agar masyarakat dapat mengonsumsi ikan dengan harga terjangkau,” kata Machmud.

Gemarikan menjadi tanggung jawab bersama. Memberikan dampak positif terhadap industri perikanan, pelaku perikanan, dan kelautan di segala tingkatan.

“Nelayan dan petambak bisa mendapatkan hasil sesuai harapan jika konsumsi ikan masyarakat tinggi. Ikan diharapkan menjadi sumber protein utama dalam pola konsumsi dan budaya masyarakat,” harap Machmud. (tom/iwa/by)