Usianya masih sangat belia. Cita-citanya setinggi langit. Ingin mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Di cabang atletik. Mutiara Oktarani Nurul Al-Pasha terus mengasah kemampuannya.
ANA R. DEWI, Sleman
PRESTASINYA terbilang luar biasa. Tiga tahun berturut-turut, Pasha, sapaannya, selalu membawa pulang medali. Dalam setiap kejuaraan atletik bergengsi yang diikutinya.
Belum lama ini dia berhasil meraih dua medali emas Kejurnas Atletik Bangka Belitung 2019. Di nomor lari 1.500 meter dan 5.000 meter. Pada Kejurnas PPLP Gorontalo 2018 bocah 13 tahun itu juga meraih dua emas. Di nomor lari 800 meter dan 1.500 meter. Di tahun yang sama, dia menjadi jawara lari 4 km putri pada ajang Tri Lomba Juang.
Di Popnas Kendal 2017, Pasha mendapat perunggu. Dia juga meraih juara 1 dan 2 di Pekan Olahraga Daerah (Porda) DIJ 2017. Sedangkan Di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) DIJ 2017-2019 dia juga meraih emas. Itu belum semua. Tahun ini Pasha juga menorehkan prestasi level internasional. Di ajang Asean School Games (ASG) 2019. Dia berhasil meraih medali perak di nomor lari 1.500 meter. Serta perunggu di nomor lari 3.000 meter. Sekaligus mencatatkan namanya sebagai atlet termuda ASG 2019.
Sederet prestasi bergengsi itu sudah cukup menjadi bukti. Bahwa bocah asal Seyegan, Sleman, itu bukan saja atlet andalan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) di Bumi Sembada. Tapi juga andalan PASI Provinsi DIJ dan Indonesia.
Tak heran jika cita-citanya sangat tinggi. Untuk membawa Indonesia berprestasi di kancah internasional. Nomor andalannya adalah lari 1.500 meter dan 5.000 meter. Capaian terbaiknya sejauh ini 4 menit 42 detik untuk lari 1.500 meter.
Porsi latihannya tak tanggung-tanggung. Enam kali dalam sepekan. “Setiap hari latihan lari selama dua jam,” katanya saat berbincang dengan Radar Jogja.
Sebagai pelajar, Pasha harus pandai-pandai mengatur jam latihan. Di situlah suka dukanya. Dia mengaku sempat kesusahan mengatur jadwal sekolah dan latihan. “Kadang suka bentrok antara waktu latihan dan sekolah,” ungkapnya.
Hobi lari sejak usia 10 tahun. Saat itu Pasha masih duduk di kelas 4 SD Muhammadiyah Gendol 6 Seyegan. Dia pun serius menggeluti cabang olahraga atletik itu. Sampai sekarang, hingga masa yang akan datang. “Saya suka lari karena olahraganya individu,” ujar siswi SMPN 1 Seyegan itu. “Di keluarga tidak ada yang menjadi atlet. Hanya saya,” lanjutnya.
Pasha senang bisa berprestasi lewat olahraga yang memang dia tekuni. Juga karena bisa membanggakan kedua orang tuanya. Dengan beragam prestasi yang diraih. Terutama saat menyaksikan Sang Merah Putih berkibar di kancang internasional berkat prestasinya.
Selain berprestasi olahraga, Pasha juga berprestasi di bidang akademik. Nilai ujian nasionalnya tahun ini cukup menjadi bukti. Dia meraih nilai 25. Dari tiga mata pelajaran. Modal yang sangat baik untuk masuk SMPN 1 Seyegan, Sleman.
Kini, Pasha sedang bersiap menghadapi Pekan Olahraga Nasional (Popnas) 2019 di Papua pada Oktober mendatang. Soal cita-cita, dia menegaskan, “Saya ingin menjadi juara dunia suatu saat nanti.” (yog/fj)