SLEMAN – PRODUK hasil usaha kecil menengah (UKM) di wilayah Kabupaten Sleman kian menjadi tren di masyarakat maupun wisatawan luar daerah. Mulai batik Sinom Parijotho Salak, olahan salak, kopi merapi, hingga aneka kerajinan tangan.
Tren itu tak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Sleman yang terus berupaya mendorong pengembangan pelaku UKM untuk mengoptimalkan potensi yang ada.
Salah satunya melalui Rumah Kreatif Sleman (RKS); unit layanan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sleman. RKS menjadi ajang bagi pelaku UKM untuk berkumpul, belajar, dan saling berbagi dalam rangka pengembangan usahanya. Rumahnya UKM ini berada di lantai 1 gedung kantor Disperindag Kabupaten Sleman, Jalan Parasamya, Beran, Tridadi, Sleman.
Di situlah UKM diperkuat agar berdaya saing, berdaya tahan, dan berdaya juang menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif. Pelaku UKM dibangun mental, karakter, dan pola pikirnya. Agar lebih berani untuk kreatif dan inovatif. Kapasitas mereka ditingkatkan sesuai tuntutan dan kebutuhan di era digital saat ini.
Rumah Kreatif Sleman berorientasi agar produk khas Sleman memiliki brand kuat yang dikenal lebih luas. Salah satunya melalui pemanfaatan teknologi informasi. Internet menjadi wahana ampuh dan efektif pemasaran produk UKM yang menjangkau dunia tanpa batas.
UKM Go Modern, Go Digital, dan Go Online
RKS memiliki tagline : Go Modern, Go Digital, dan Go Online. Hal itu menunjukkan semangat UKM Sleman untuk naik kelas hingga Go Global. “Keberadaan RKS ini sekaligus untuk mendukung visi bupati mewujudkan Sleman smart regency,” ujar Agung Tri Rahmanto selaku pengelola RKS.
Usaha kecil pun harus dikelola secara profesional. Itulah semangat Go Modern. RKS menyelenggarakan berbagai kelas pelatihan dan mentoring untuk membantu pelaku usaha mengatur strategi bisnis dan meningkatkan kualitas manajemen usaha di semua aspek. Termasuk pengelolaan SDM, sistem produksi, pemasaran, dsb. Agar selain berkualitas, produk yang dihasilkan juga tampil modern. Kemasan menjadi sangat penting saat ini untuk memperkuat brand produk yang selalu up to date dan kekinian.
Go Digital mendorong UKM untuk bisa memaksimalkan perkembangan dunia digital. Promosi produk secara digital sudah menjadi kebutuhan. Transaksi keuangan digital juga sudah menjadi hal yang lumrah. RKS menyediakan layanan desain dan fotografi kepada UKM agar memiliki materi promosi online yang menarik.
Sedangkan Go Online untuk mendorong pelaku UKM agar memanfaatkan media sosial dan market place untuk pemasaran produk. “Itu semua dikupas tuntas di RKS yang memang menjadi tempat belajar, berbagi, dan berkembang bersama pelaku UKM,” jelas Agung.
RKS secara rutin mendatangkan ahli marketing online untuk berbagi tips jitu berpromosi via media sosial. Ada juga pelatihan teknis tentang Facebook ads, SEO, dan pembuatan situs bisnis yang efektif. Kelas fotografi produk dengan smartphone juga sangat diminati.
Selain pelatihan dengan narasumber profesional, ada Kelas UKM Berbagi di RKS. Di sini para pelaku usaha yang sudah terbilang sukses membagi pengalaman dan strategi usahanya kepada anggota RKS lainnya. Kiat dan pengalaman sukses yang disampaikan dengan bahasa pelaku usaha tentu akan lebih mudah diterima dan dipahami sesama pengusaha.
Selain itu, dengan menggandeng Pusat Studi HKI Universitas Islam Indonesia, RKS Disperindag Sleman menggelar Sekolah HKI. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada UKM Sleman tentang perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), jenis, manfaat, dan bagaimana teknis pengurusannya.
Sekolah HKI ini beda dengan pelatihan-pelatihan dengan topik sejenis. Di Sekolah HKI ada ujian yang menentukan kelulusannya. Peserta yang dinyatakan lulus akan direkomendasikan untuk mendapatkan fasilitasi perlindungan HKI secara gratis dari Bagian Perekonomian Kabupaten Sleman.
“Jadi UKM yang direkomendasikan ke Bagian Perekonomian itu sudah paham betul tentang HKI dan sadar akan manfaat serta pentingnya perlindungan legal terhadap produk dan kreasinya,” kata Agung.
RKS juga melayani konsultasi bisnis yang diampu oleh coach bisnis andal. Sesi konsultasi dilakukan melalui kelas coaching dan kelas mentoring.
Mentoring adalah kelas kecil yang membahas tema tertentu sesuai kebutuhan UKM seperti manajamen usaha, branding produk, hingga teknik pemasaran online. Sedangkan coaching dilakukan pendampingan satu per satu. Setiap peserta didampingi untuk bisa mencapai target yang ditentukan di akhir periode coaching. Target bisa berupa kenaikan omzet, pembentukan sistem bisnis, serta peningkatan kualitas, dsb.
Selain peningkatan kapasitas UKM, RKS juga memberikan kesempatan fasilitasi pameran kepada UKM pilihan. “RKS beberapa kali memfasilitasi UKM untuk pameran di level lokal, nasional, hingga internasional. Pameran terbesar skala nasional seperti Inacraft dan Jakarta Fair serta expo di Tokyo dan Malaysia pernah diikuti RKS,” papar Agung.
Sejauh ini RKS memiliki lebih dari 1.400 member terdaftar yang disebut UKM mitra RKS. Basis data UKM yang detail dan valid menjadi dasar untuk pengembangan aplikasi Cariaku yang telah di-launching beberapa saat lalu oleh Bupati Sleman Sri Purnomo.
Aplikasi Cariaku membantu promosi UKM unggulan Kabupaten Sleman di dunia digital. Aplikasi yang bisa diunduh gratis di Playstore ini juga sangat membantu masyarakat. Khususnya wisatawan yang berkunjung ke Jogjakarta untuk mencari oleh-oleh khas Sleman. Cariaku akan merekomendasikan UKM terdekat dengan rute perjalanan wisatawan. Mereka akan dituntun hingga ke lokasi UKM tujuan. UKM yang masuk di Cariaku sudah dikurasi, sehingga produk dan layanannya adalah yang terbaik.
RKS terbuka bagi semua UKM yang kegiatan usahanya di wilayah Kabupaten Sleman. “Tinggal datang ke RKS di kantor Disperindag Kabupaten Sleman lantai 1 lalu mendaftar menjadi mitra. Setelah itu UKM bisa mendapatakan kesempatan untuk menggunakan fasilitas RKS dan mengikuti kegiatannya. Semua layanannya gratis,” jelas Agung.
Sudah banyak pelaku UKM yang merasakan manfaat bergabung RKS. “Manfaatnya sangat banyak. Mulai pelatihan offline maupun online,” kata Wirdah, pemilik UKM produsen keripik jamur. “Dulu packaging saya biasa banget, sekarang tidak kalah dengan produk yang dari pabrik,” tambahnya.
Indah Widuri dari Roeby House juga mendapat banyak manfaat bergabung RKS. “Fasilitas di RKS banyak sekali yang membantu usaha kami. Seperti pelatihan manajemen dan digital. Pada saat mendapatkan fasilitas pameran di Jakarta kami dapat respons positif dari buyer dan distributor yang berdampak pada omzet dan networking,” ungkapnya.
Ada juga salah satu UKM peserta kelas coaching bisnis yang bisa menaikkan omzet 5 kali lipat. Dari maksimal Rp 20 juta per bulan hingga tembus Rp 100 juta per bulan.
Semua kegiatan RKS bisa diikuti di akun IG @rumahkrearifsleman ataupun di laman Facebook RKS Sleman. Untuk mendaftar tinggal mengisi form online yang sudah disediakan. Materi video tentang kegiatan RKS dan profil UKM unggulan di Sleman juga bisa dipantau di saluran Youtube: Rumah Kreatif Sleman. Bisa juga langsung kontak admin RKS melalui WhatsApp dan telepon di 0812 1938 5757.
Galeri Upakarti
Selain penguatan promosi online produk UKM Sleman, Disperindag Kabupaten Sleman juga mempunyai media promosi offline. Berupa stan pameran produk UKM sepanjang tahun di Galeri Upakarti. Galeri yang berada satu lokasi dengan RKS di gedung Disperindag Sleman itu tak hanya berfungsi sebagai showroom produk-produk unggulan Sleman. Galeri yang di-launching oleh Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun tahun lalu itu sekaligus menjadi tempat belanja bagi para pengunjung. Di situ ada aneka batik, aneka produk kerajinan, produk makanan dan minuman kuliner, serta produk fesyen. “Produk yang dipajang di Galeri Upakarti semuanya harus diproduksi di Sleman,” tutur Agung.
Adapun produk yang bisa masuk Galeri Upakarti harus memenuhi syarat tertentu. Selain produknya asli Sleman, UKM harus jadi mitra RKS dan wajib mengikuti kurasi untuk penilaian kualitas produk, kapasitas, dan kontinyuitasnya. Kemasan produk, kelengkapan label, inovasi, dan orisinalitas produk menjadi poin penilaian juga. Produk yang lolos bisa dipajang di Galeri Upakarti secara gratis.
Galeri Upakarti ramai dikunjungi tamu-tamu berbagai instansi Pemkab Sleman. Banyak juga warga yang ingin mencari produk khas Sleman seperti batik Sinom Parijtho Salak sengaja datang ke galeri ini. Tamu yang datang dari seluruh daerah di Indonesia, bahkan beberapa rombongan dari luar negeri berkunjung ke Galeri Upakarti untuk belanja suvenir Sleman. Omzet penjualan galeri juga cukup menggembirakan. Pada Juni lalu saja tercatat penjualan lebih dari Rp 50 juta. Hal ini tentu sangat membantu UKM. Bukan hanya untuk memperkenalkan produknya, namun juga meningkatkan penjualan langsung.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindag Sleman Tri Endah Yitnani berharap, ke depan semakin banyak warga yang menggunakan produk-produk lokal hasil UKM. Terlebih produk UKM saat ini tak kalah dengan komoditas dengan merek-merek ternama. (*/yog/by)