BANTUL – Sebanyak 100 penyandang disabilitas di Bantul mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis Selasa. Mereka memadati Aula Pemkab Bantul II, Manding.
Pelayanan kesehatan tersebut melalui layanan Jaminan Kesehatan Khusus (Jamkesus) Terpadu. Digelar oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Bantul dan Badan Penyelenggara Pelayanan Jaminan Kesehatan Sosial (Bapel JPK) DIJ.
Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Dinsos P3A Bantul Tunik Wusri Arliani mengatakan kegiatan tersebut dilakukan rutin tiap tahun. Berlangsung sehari, diikuti 17 kecamatan.
Penyandang disabilitas harus mendaftar dahulu sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan gratis. Mendaftar melalui Tenaga Sukarela Sosial Kecamatan (TKSK) atau di lokasi kegiatan.
”Selain kesehatan umum, ada pemberian bantuan alat bagi disabilitas,” kata Tunik.
Bantuan tersebut berupa kursi roda bagi penyandang disabilitas yang membutuhkan. Disediakan pula jasa teknisi untuk memperbaiki kursi roda yang usang dan rusak.
Cek kesehatan bagi penyandang disabilitas berupa cek tensi darah, riwayat penyakit, dan cek mata. Selanjutnya, mereka mendapat rekomendasi bantuan alat sesuai kebutuhan. Diharapkan kebutuhan fasilitas bagi penyandang disabilitas bisa terjangkau.
Kasi Bapel PJK DIJ Wahyu Widi Astuti mengatakan jumlah penyandang disabilitas di Bantul tinggi. Hampir setara dengan Kulonprogo. ”Rata-rata yang mengikuti Jamkesus sekitar 150 peserta,” kata Wahyu.
Penyandang disabilitas asal Trirenggo Bantul Irvana Nesti, 30, mengatakan kegiatan tersebut membantu meringankan biaya kesehatan. Namun belum menjangkau seluruh penyandang disabilitas.
”Kesulitannya di akses. Tidak semua dapat mandiri dating ke sini. Bantuan pelayanan kesehatan bagi penyandang autisme masih kurang,” kritik Irvana. (cr6/iwa/fj)