Upacara pergantian Bregada Jaga Pura Pakualaman telah menjadi atraksi wisata budaya. Acara berlangsung setiap Sabtu Kliwon. Atau diadakan 35 hari sekali. Dalam Kalender Jawa dinamakan selapan hari. Bulan ini ganti bregada dilaksanakan pada Sabtu Kliwon 3 Agustus lalu. Momentumnya bersamaan dengan weton alias hari lahir KGPAA Paku Alam X.
Sama seperti kegiatan pada Juni lalu, Ganti prajurit jaga Pakualaman tak hanya menampilkan Bregada Plangkir dan Lombok. Namun acara juga dimeriahkan dengan atraksi Jatilan Kudo Pradoto.
Grup jatilan itu berasal dari Dusun Ngringin, Semanu, Gunungkidul. Di samping itu juga ada tari Sintren dari Sanggar Tirto Sari, Sedayu, Bantul. Kedua atraksi wisata budaya ini dipusatkan di Alun-Alun Sewandanan, Pakualaman.
Saat upacara ganti Dwaja dimeriahkan dengan kehadiran Bregada Jaya Manunggal dari Kampung Dipowinatan, Keparakan, Mergangsan, Yogyakarta. “Upacara ganti bregada jaga Pura Pakualaman telah menjadi atraksi wisata budaya yang dinantikan wisatawan,” ungkap Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata DIY Aria Nugrahadi.
Konsep atraksi wisata budaya akan terus berkembang. Dinas Pariwisata DIY, lanjutnya, telah memetakan potensi penunjang wisata di DIY. “Khususnya potensi wisata bernilai histori kuat,” katanya.
Atraksi wisata budaya di Pakualaman itu memadukan banyak hal. Ada kesenian rakyat dan modern. Dengan begitu terdapat unsur edukasi. “Itu menarik wisatawan untuk berkunjung,” ceritanya.
Proses ganti dwaja diawali dengan pengibaran bendera merah. Tak lama kemudian, dua bregada Pakualaman yakni prajurit Plangkir dan Lombok Abang saling bergantian berjaga. Acara dilanjutkan dengan parade mubeng beteng. Atau mengelilingi tembok luar Pakualaman. Kegiatan budaya itu juga mendapatkan dukungan Dinas Pariwisata DIY. Mubeng beteng dimulai dengan keluarnya manggalayudha prajurit (komandan pasukan) Bregada Lombok Abang.
Disusul di belakangnya Bregada Plangkir. Rutenya setelah mengadakan defile di dalam kompleks Pura Pakualaman, kedua bregada bergerak keluar. Dari regol, bregada belok ke kiri arah jalan Harjono. Dari Jalan Harjono menuju Jalan Purwanggan. Berlanjut ke Jalan Harjowinatan dan Jalan Masjid Pakualaman. Lalu kembali masuk Pura Pakualaman. Jarak tempuhnya sekitar 2 kilometer.
Upacara pergantian bregada jaga itu mendapatkan sambutan hangat masyarakat. Selepas salat Ashar, warga sudah menyemut di depan regol atau pintu gerbang Pakualaman. Mereka ingin dapat menyaksikan upacara tersebut. (kus/zl)