BANTUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Bantul sedikitnya empat kali melakukan droping air bersih. Tiga kecamatan langganan kekeringan di Bantul, Dlingo, Piyungan, dan Imogiri.

Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto desa yang paling banyak mengalami kekeringan ada di Selopamioro (Imogiri), Terong (Dlingo) dan Piyungan. ‘’Kami telah menyiapkan dana sebesar Rp 40 juta untuk mengatasi kekeringan ini,’’ ujarnya Jumat.

Dana sebesar dikhususkan untuk droping air bersih. Anggaran tersebut dinilai cukup untuk menyalurkan air bersih ke lokasi kekeringan. Sebab ada pihak ketiga yang juga melakukan droping air bersih.

“Saat ini kami sudah banyak dibantu (dropping air), mulai dari perbankan hingga paguyuban masyarakat. Sehingga kami tidak khawatir dana kurang,” kata Dwi.

Dia meminta masyarakat mulai waspada dengan potensi bencana kebakaran. Sebab bersamaan dengan musim kemarau ada peningkatan kebakaran, khususnya kebakaran lahan.

Dikatakan, pada musim kemarau akan banyak daun serta batang pohon kering berjatuhan. Hal itu mendorong masyarakat membersihkannya. Salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah membakarnya.

Masyarakat diimbau menunggu hingga api padam saat membakar sampah. Hal itu untuk mengantisipasi api membesar tanpa diketahui dan membakar lahan.

Manajer Pusdalpos BPBD Bantul Aka Luk-luk Firmansyah menuturkan, sudah ada 82 kasus kebakaran terjadi di Bantul selama 2019. Sebanyak 26 kasus di antaranya terjadi pada Juli 2019. (cr5/iwa/fj)