JOGJA – Ketua Panita Seleksi (Pansel) Jabatan Sekretaris Provinsi (Sekprov) DIJ Bima Haria Wibisana menampik argumen bila pejabat sekprov sudah dapat ditebak sebelum proses seleksi berjalan. Dia meyakini, proses seleksi sekprov berjalan objektif. Argumen tersebut dilontarkan sumber Radar Jogja di lingkungan Kepatihan. Dia mengisyaratkan, dari sembilan pejabat eselon II a yang mengikuti seleksi Sekprov DIJ, hanya ada dua kandidat yang berpeluang. Kandidat tersebut merujuk pada Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga DIJ Kadarmanta Baskara Aji dan Assekprov Pemerintahan dan Administrasi Umum Tavip Agus Rayanto. ”Tidak mungkin sudah diketahui. Saya jamin itu. Karena sangat sensitif bila asesor ada yang kenal,” ujar Bima ditemui di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIJ Senin (12/8).
Pria yang juga menjabat sebagai kepala Badan Kepegawaian Nasional (BKN) itu menjamain proses seleksi Sekprov DIJ tanpa intervensi pihak mana pun. Dia berdalih, keberadaan asesor dari luar DIJ mendorong objektivitas proses seleksi.
Bima menegaskan, pansel menjalankan tugas sesuai aturan. Apalagi, sebagian besar anggota pansel adalah pejabat dari pusat. ”Hasilnya kan dari mereka (peserta seleksi) sendiri,” tandasnya.
Selama dua hari sejak Senin kesembilan peserta seleksi Sekprov DIJ menjalani uji kompetensi. Hari pertama diisi uji tes psikologi dengan standar TNI Angkata Udara (AU).
Menurutnya, standar psikologi TNI AU sangat tepat. Guna mengedepankan sisi objektivitas. Termasuk kehadiran asesor dari Dinas Psikologi Mabes TNI AU. ”Dengan begitu kan tidak ada yang kenal. Sehingga kami tidak bisa mencoba untuk intervensi,” jelasnya.
Uji kompetensi meliputi penilaian kecerdasan kognitif dan afektif. Emosional pendaftar juga menjadi aspek yang masuk dalam penilaian. Hasil tes tersebut untuk mengetahui respons para peserta terhadap tugas yang akan diemban. ”Bisa man delivery atau tidak terhadap stimulus yang diberikan oleh asesor,” jelas Bima. “Karena sekprov ini kan jabatan paling tinggi di daerah, yang mengkoordinasi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dengan gubernur,” tambahnya.
Hasil penilaian oleh asesor akan diserahkan kepada pansel. Selanjutnya pansel akan mengadakan rapat untuk menentukan calon-calon yang layak maju ke tahap penilaian berikutnya. Jumlah calon yang maju tahap berikitnya akan dilihat dari hasil tes sebelumnya. Yang jelas akan ada tiga orang terbaik yang akan disodorkan kepada gubernur.
Disinggung soal penetapan sekprov definitif sebelum 1 Oktober, menurut Bima, hal tersebut bergantung pada tim penilai akhir. Sebab, kewenangan usulan pejabat eselon 1 menjadi kewenangan presiden. Ini tentu saja menyusul penetapan presiden yang baru.
Adapun sembilan pejabat eselon II a yang lolos administrasi mengikuti tes uji kompetensi di kantor BKD DIJ, Jalan Kiai Mojo Jogja Senin. Tepat pukul 10.00. Seluruh peserta tampak mengenakan kemeja bermotif batik. Yakni Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIJ Aris Riyanta; Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIJ Krido Suprayitno; Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIJ Kadarmanta Baskara Aji; Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIJ Rony Primanto Hari; Sekda Sleman Sumadi, dan Sekda Gunungkidul Drajat Ruswandono. Pejabat lainnya, Assekprov DIJ Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Tavip Agus Riyanto; Staf Ahli Gubernur DIJ Bidang Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan Tri Mulyono; serta Assekprov DIJ Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Saktiyana.
Sekprov DIJ Gatot Saptadi mengatakan, seluruh tahapan uji kompetensi telah dilaporkan kepada gubernur. Menurut Gatot, gubernur berharap proses seleksi berjalan transparan dan hasilnya bisa diketahui masyarakat. ”Soal siapa tiga besar yang layak kita tunggu saja bersama,” pintanya.(bhn/yog/fj)