RADAR JOGJA – Amanat 5 September 1945 memiliki makna penting bagi Jogjakarta. Amanat yang dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII tersebut menjadi pegangan dalam melaksanakan kehidupan bernegara. Setidaknya, hal tersebut tecermin ketika berlangsung Aksi Gerakan Rakyat Jogjakarta di Jogjakarta pada 20 Mei 1998.
Menyikapi kondisi negara saat itu, masyarakat bersatu untuk menyuarakan kecintaan terhadap Republik Indonesia. Ribuan orang memadati Pagelaran Kraton Jogjakarta, Alun-Alun Utara, dan sekitarnya.
Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam VIII mengambil sikap. Bersam-sama, mereka mengeluarkan maklumat. Dalam maklumat tersebut, mereka menegaskan berpegangan teguh kepada Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan Maklumat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan KGPAA Paku Aalam ALAM VIII pada 5 September 1945.
Maklumat tersebut terdiri empat hal. Pertama, mengajak masyarakat Daerah Istimewa Jogjakarta dan seluruh rakyat Indonesia untuk bersama kami mendukung Gerakan Reformasi dan memperkuat kepemimpinan nasional yang sungguh-sungguh memihak rakyat. Kedua, mengajak seluruh TNI dalam persatuan yang kuat untuk melindungi rakyat dan Gerakan Reformasi sebagai wujud kemanunggalan TNI dan rakyat.
Ketiga, mengajak semua lapisan dan golongan masyarakat di Daerah Istimewa Jogjakarta dan seluruh Indonesia untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dan mencegah setiap tindakan anarkis yang melanggar moral Pancasila. Keempat, menghimbau masyarakat di Daerah Istimewa Jogjakarta dan seluruh Indonesia untuk berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing untuk keselamatan negara dan bangsa.
Sri Sultan HB X menyatakan, semangat kejuangan Jogjakarta yang dijiwai asas kerakyatan dan laku prasaja (sikap sederhana) layak untuk direnungkan. Setiap pemimpin semestinya selalu setia memegang teguh semangat kerakyatan dan kesederhanaan tersebut. Sebab, hal tersebut merupakan akar budaya bangsa yang sebenar-benarnya.
Proklamasi 17 Agustus 1945 menekankan semangat kedaulatan berada di tangan rakyat. Sedangkan Amanat 5 September 1945 menegaskan rakyat Jogjakarta mendukung Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Rakyat Jogjakarta berpihak kepada Republik Indonesia. Maklumat itu dikeluarkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang antara lain menyatakan wilayah Kraton Jogjakarta menjadi daerah istimewa dalam Negara Republik Indonesia.
“Maka adalah panggilan sejarah, jika sekarang segenap komponen rakyat Jogjakarta tampil mendukung Gerakan Reformasi Nasional bersama kekuatan reformasi yang lain. Untuk itu saudara-saudaraku rakyat Jogjakarta, saya bersama Sri Paduka Paku Alam VIII menyampaikan maklumat bagi bangsa dan rakyat Jogjakarta,” tegas Sri Sultan HB X. (amd)