RADAR JOGJA – Boraks dan formalin merupakan bahan yang masuk kategori berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Boraks sejatinya digunakan untuk campuran detergen, glasi enamel gigi buatan, plastik, antiseptik, pembasmi serangga, dan pengawet kayu. Sedangkan formalin, biasanya digunakan sebagai pengawet pada mayat, bahan tambahan kosmetik, perabot kayu, dan desinfektan kuat.
Bila tertelan dalam jumlah tinggi, keduanya dapat meracuni sel-sel tubuh. Juga menyebabkan kerusakan usus, hati, ginjal, dan otak. Apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker.
Dilansir dari jawapos.com, efek buruk boraks bekerja pada jangka waktu lama karena tertimbun dan terakumulasi dalam tubuh. Nah, efek samping pertama yang muncul biasanya pusing, mual, muntah, diare, kejang, dan bisa sampai koma.
Makanan yang mengandung boraks dan formalin biasanya tidak mudah hancur, kenyal, dan sangat renyah. Usia makanan dengan boraks juga lebih lama. Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menemukan cara alami mendeteksi kandungan dua jenis bahan berbahaya itu pada jajanan.
Staf dan peneliti di Departemen Kimia Kedokteran FKUI menemukan cara deteksi mudah boraks dan formalin menggunakan indikator ekstrak herbal, yaitu bunga terompet ungu atau bunga ruellia (Ruellia tuberosa). Bunga ini banyak ditemukan di pinggir jalan.
Tanaman bunga yang berasal dari Meksiko, Karibia dan Amerika Selatan ini memiliki kandungan pigmen antosianin. Zat antosianin ini yang memberikan warna ungu pada bunga ruellia.
Penelitian memanfaatkan zat antosianin yang sensitif terhadap derajat keasaman (pH) lingkungan yang ditandai dengan perubahan warna. Pada dasarnya antosianin yang terdapat pada bunga ruellia memiliki penanda warna: merah untuk pH 1-3, coklat-kemerahan untuk pH 5-6, coklat-kehijauan untuk pH 7-8, hijau untuk pH 9-11 dan kuning untuk pH 13-14.
Ketua Peneliti Departemen Kimia Kedokteran FKUI Ade Arsianti menjelaskan, untuk mendeteksi kandungan boraks dan formalin dengan bunga ruellia, cukup siapkan ulekan, pipet tetes, wadah berongga kecil. Kemudian sampel makanan, air putih, dan beberapa helai bunga Ruellia.
”Sampel makanan dihancurkan sampai halus dan ditambahkan sedikit air. Setiap sampel makanan ditaruh di rongga palet yang berbeda-beda. Lakukan hal yang sama pada bunga ruellia,” jelasnya.
Setelah semua siap, ambil beberapa tetes cairan ekstrak bunga ruellia dan kemudian teteskan pada masing-masing sampel makanan. Amati perubahan warna pada sampel makanan. ”Makanan yang positif mengandung boraks akan berubah warna menjadi hijau. Sedangkan makanan yang mengandung formalin akan berubah menjadi cokelat-kemerahan,” jelasnya. (jpc/ila)