RADAR JOGJA – Sampah masih menjadi persoalan. Tak hanya sampah plastik saja, karton atau kardus bekas minuman dan makanan juga bisa menimbulkan masalah. Terlebih jika tak ada cara yang tepat untuk pengelolaan sampahnya.

Dilansir dari jawapos.com, Salah satu cara untuk menjaga lingkungan dari sampah kardus minuman atau makanan adalah daur ulang. Dalam laman World Centric disebutkan semua sampah kertas atau kardus berbasis pohon secara ekologis merusak. Sehingga diperlukan daur ulang.

Daur ulang bisa digunakan lima sampai tujuh kali serat kertas hingga akhirnya dibuang ke tempat pembuangan sampah. Langkah yang bisa dilakukan masyarakat untuk gerakan daur ulang adalah meningkatkan kesadaran membuang sampah karton atau kardus dengan gerakan 3L.  3L adalah lipat, letak, dan lepas. Gerakan tersebut terdiri dari buka lipatan atas dan bawah pada bagian kardus minuman. Letakkan sedotan ke dalam kemasan dan meratakannya, serta lepaskan atau buang kemasan di tempat sampah terpilah.

Pada 2019, untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jabodetabek, daur ulang kemasan karton bekas mencapai 22,5 persen. Pada 2020 nanti, ditargetkan daur ulang mencapai 24 persen dan lebih dari 13 ribu ton kemasan karton bekas akan terdaur ulang.

Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia Michael Wu mengatakan, gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pemilahan sampah sejak dari sumbernya.

”Ini berguna untuk meningkatkan nilai ekonomi sampah, efektivitas dalam pengumpulan sampah sehingga semakin memperkuat ekosistem daur ulang khususnya pada kemasan karton bekas minuman,” katanya.

Tidak hanya mengurangi dampak terhadap lingkungan, komitmen ini juga memberikan nilai ekonomis bagi para mitra usaha daur ulang. Daur ulang dari kemasan karton dan kardus minum bisa diolah menjadi serat kertas berkualitas baik. (jpc/ila)