RADAR JOGJA – Keroncong Plesiran#3 kembali diadakan Dinas Pariwisata DIY. Kali ini dipusatkan di panggung terbuka Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. “Saya ucapkan selamat datang para keroncongers Indonesia,” sapa Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo di depan ribuan penonton yang memadati lokasi pada Sabtu (14/9) malam. Mereka datang dari berbagai daerah. Antara lain Surakarta, Bandung, Malang dan Jakarta.

Melihat itu, kepala Dinas Pariwisata DIY merasa bangga. Besarnya animo penonton yang sebagian besar kawula muda menunjukkan tingginya penghargaan terhadap musik keroncong. Apalagi pertunjukan itu tidak bersifat gratis.

Mereka yang ingin menyaksikan keroncong plesiran itu harus mengeluarkan uang. “Terima kasih sudah bersedia membayar tiket,” ucap Singgih. Tiket yang terjual secara online mencapai 1500. Panitia menyediakan tiket di lokasi secara terbatas. Di antara ribuan penonton mayoritas justru datang dari Jakarta.

Secara terbuka, Singgih memberikan apresiasi. Diingarkan, pertunjukan itu merupakan ajang promosi. “Sekaligus mempopulerkan musik keroncong di kalangan kaum milenial,” ujar pria yang tinggal di Celeban, Umbulharjo, Yogyakarta ini.

Singgih menjelaskan, bukan tanpa alasan Nglanggeran dipilih menjadi lokasi pagelaran Keroncong Plesiran#3. Menurut dia, Nglanggeran terkenal dengan gunung api purbanya merupakan salah satu destinasi wisata yang istimewa. “Paling favorit dan tidak ada duanya di Indonesia,” ujar Singgih setengah berpromosi.

Gunung Api Purba Nglanggeran telah ditetapkan UNESCO menjadi Kawasan Global Geopark Network. Dengan dipilihnya Nglanggeran itu, penonton tidak sekadar dapat melihat indahnya gunung api purba. Namun juga menikmati musik keroncong. Ini sesuai dengan konsep keroncong plesiran. Bermain keroncong sembari plesiran atau berkunjung ke tempat wisata.

Humas Keroncong Plesiran#3 Radyan Sugandi mengatakan, keroncong plesiran kali pertama diadakan di Hutan Pinus Mangunan, Bantul pada 21 April 2018. Kala itu disaksikan tak kurang dari 8000 penonton. Pentas kedua di Tlatar Seneng Tebing Breksi pada 19 Oktober 2018. Di luar dugaan jumlah penonton yang terhipnotis jauh lebih besar. Lebih dari 25 ribu muda- mudi berduyun-duyun hadir ke lokasi.

Kali ini pada pentas ketiga panitia sengaja membuat sajian berbeda. Demi meningkatkan pelayanan, acara tidak lagi bersifat gratis. Penonton dikenakan tiket masuk. “Tiket ini bukan semata-mata untuk menikmati sajian keroncong saja,” ujar Gandi, sapaan akrabnya. Tapi untuk membantu perekonomian mikro masyarakat Nglanggeran. Sebab, penonton mendapatkan sajian minuman cokelat, produk khas  Nglanggeran.

Pertunjukan Keroncong Plesiran#3 menampilkan antara lain Kunto Aji, Pusakata, Farid FSTVLST, Nufi Wardhana, Yanto Marabu dan Egha Latoya. Lalu Bagus “Guyon Maton” Paksi Raras Alit dan Oki Kumala.

Acara semakin meriah dengan penampilan keroncong dari luar Jogja. Di antaranya Orkes Keroncong Kosatos, (Malang), Stigma (Surakarta) dan Orkes Keroncong Midaleudami (Bandung). (kus/tif)