RADAR JOGJA – Banyak orang yang sebenarnya sedang mengalami depresi, tapi tidak menyadarinya. Hal itu mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman bahwa gejala depresi tidak hanya sebatas rasa sedih yang mendalam.
Dokter dari Alodokter dr Marianti mengatakan, gejala depresi bisa dikenali secara psikologis, fisik, bahkan dalam interaksi sosial.Selain tampak sedih, seseorang yang mengalami depresi dapat mengalami kesulitan tidur, perubahan pola makan, hingga gangguan sosial seperti menarik diri.
Dalam pers rilis yang dikirimkan, dijelaskan bahwa memahami gejala depresi bisa dari berbagai aspek. Ini gejala depresi ditinjau dari berbagai aspek yang memengaruhi kehidupan seseorang. Pertama gejala psikologis, secara garis besar depresi dapat dikenali melalui perubahan psikologis seseorang. Jika saat ini merasakan hal-hal berikut, bisa jadi sedang mengalami depresi di antaranya, perasaan sedih yang mendalam, cemas dan khawatir terus-menerus, kehilangan minat dan motivasi hidup. Menyalahkan diri sendiri atas masalah atau kejadian yang dihadapi, dan merasa putus asa, merasa rendah diri, serta pesimis secara berkepanjangan.
”Pada tingkatan yang parah, orang dengan depresi memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri, bahkan muncul keinginan untuk bunuh diri,” jelasnya.
Kedua dilihat dari gejala fisik. Penderita depresi juga dapat mengalami perubahan fisik, yang dapat ditandai dengan beberapa gejala yakni adanya perubahan nafsu makan, bisa menurun atau meningkat, sehingga memengaruhi berat badan. Mengalami gangguan tidur, misalnya sulit tidur dan/atau sering terbangun dari tidur. Bergerak dan berbicara lebih lambat daripada biasanya. Merasa sakit, tetapi tidak jelas sakit apa dan di bagian mana. Perubahan siklus menstruasi, Menurunnya gairah seks dan mudah lelah. Sering mengalami masalah pencernaan, seperti sakit maag atau sembelit.
Ketiga, dilihat dari gejala sosial. Berikut ciri-ciri gejala depresi dari aspek sosial, yakni mengalami kesulitan membina hubungan dengan lingkungan sekitar, baik dalam lingkungan keluarga, teman, maupun rumah tangga. Menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang-orang di sekitar. Mengalami kesulitan menyelesaikan pekerjaan. Menjadi orang yang mudah marah dan tersinggung. Tidak peduli lagi pada hobi dan minat yang sebelumnya terasa menarik.
Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa atau lanjut usia (lansia) saja, anak-anak dan remaja dapat mengalami depresi. Oleh karena itu, penting juga mewaspadai gejala depresi yang dirasakan oleh anak-anak dan remaja.
Gejala depresi pada anak biasanya dikenali dari sikapnya yang mudah marah, sedih berkepanjangan, tidak mau pergi ke sekolah, serta berat badan di bawah normal.Sedangkan remaja yang mengalami depresi juga biasanya ditandai dengan memiliki emosi yang meluap-luap, kurangnya keinginan berinteraksi bersama keluarga, dan prestasi sekolah yang memburuk.
Gejala depresi memang tidak selalu sama antara satu orang dengan yang lain, begitu pula dengan penanganannya. Secara umum penanganan depresi bisa dilakukan melalui obat-obatan, psikoterapi, atau kombinasi dari keduanya.
Penanganan dengan obat-obatan sangat baik dalam mengurangi gejala depresi, terutama dari aspek fisik. Sedangkan gejala depresi dari aspek psikologis dan sosial dapat ditangani lebih dalam melalui psikoterapi. Berikut ini beberapa jenis terapi yang dapat diberikan melalui psikoterapi, yani terapi kognitif dan perilaku, terapi kemampuan sosial, terapi pemecahan masalah (problem solving), terapi interpersonal, dan terapi psikodinamika.
Jika mengenali gejala depresi pada diri sendiri atau teman dan keluarga, jangan biarkan kondisi ini terjadi berlarut-larut. Coba ceritakan permasalahan ini pada kerabat yang dipercaya, sebab dukungan dari keluarga dan sahabat memegang peranan penting bagi pemulihan penderita depresi.
Bila perlu kunjungi psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang aman dan tepat. Psikolog dan psikiater dapat membantu menemukan cara terbaik untuk menghadapi penyebab depresi yang dialami. Tujuannya bukan hanya untuk mengobati depresi, tapi juga untuk memperbaiki kesehatan dalam jangka panjang. (ila)