RADAR JOGJA – Sejak 1992, setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Disabilitas Internasional (HDI). Bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang disabilitas, menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas (difabel). Serta mendukung peningkatan kemampuan difabel.

Seperti yang terlihat di Jogja City Mall (JCM), Minggu (8/12). Penari dari komunitas Nalitari menampilkan pertunjukan seni bertajuk On Display.

Pemainnya lintas budaya. Penyandang disabilitas juga turut diajak dalam pertunjukan berdurasi 30 menit itu.

Belasan orang berkostum serba putih berpose layaknya patung. Dalam kurun waktu beberapa saat, mereka berganti gaya. Gerak mereka pun dilakukan dalam tempo lambat.

Pertunjukan ini untuk mengikis asumsi masyarakat yang melihat tubuh sebagai indah ataupun ‘’normal’’. Pertunjukan itu ingin mengubah tubuh-tubuh yang beragam dari para penampil.

Para penampil pasti memiliki perbedaan. Mereka menjadi sebuah instalasi patung yang dapat disaksikan semua kalangan.

“Untuk menunjukkan bahwa semua orang itu setara,” ujar Co Director Nalitari Putri Raharjo.

Putri ingin menunjukkan bahwa masyarakat inklusif atau masyarakat yang mampu menerima berbagai bentuk keberagaman dan keberbedaan benar-benar ada. Juga memberikan perspektif baru dalam konstruksi sosial mengenai seni, keindahan, dan masyarakat inklusif.

Pertunjukan tersebut mengajak kawan-kawan down syndrome dan autis. Mereka mengajak penampil dari Kolombia dan Jerman.

“Kami ingin menunjukkan bahwa mereka yang nonton bukan masyarakat homogen, termasuk penampil. Ini yang kami tunjukkan,” ungkap Putri.

Pengunjung JCM menyaksikan pertunjukan tersebut. Ada yang kaget, ada yang bingung, dan ada yang berdecak kagum mengapresiasi.

“Saya kira tadi patung, waktu saya dekati ternyata orang. Bagus pertunjukannya,” kata Hernawati, 21, pengunjung JCM. (har/iwa/zl)