RADAR JOGJA – Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), sebuah organisasi nonprofit yang membuka peluang bagi seniman Indonesia untuk mempresentasikan karya mereka. PSBK didirikan oleh almarhum Bagong Kussudiardja yang memiliki visi untuk mendukung inovasi artistik, pembelajaran kreatif, dan penyediaan akses seni bagi masyarakat luas.
Staf Komunikasi dan Kemitraan PSBK Septi Hariana mengungkapkan, terdapat beberapa program yang dijalankan oleh PSBK. Salah satu program rutinnya yakni Jagongan Wagen. Selama 13 tahun, Jagongan Wagen terus menghadirkan platform presentasi seni pertunjukan setiap bulan, kecuali bulan Ramadhan dan bulan Januari
Jagongan Wagen bertujuan membuka ruang dialog antara seniman dengan masyarakat melalui ruang pertunjukan yang ramah. ”Kami memfasilitasi teman-teman seniman untuk mempresentasikan karyanya dengan berkolaborasi dengan tim produksi dari PSBK,” jelasnya.
Septi menjelaskan, nantinya PSBK akan membantu dalam hal penyediaan studio, penciptaan, kuratorial, dan dokumentasi. ”Mereka bisa fokus untuk mengembangkan artistiknya untuk bisa dibagikan pada publik dengan lebih baik dan proper,” jelas Septi.
PSBK terus berupaya mewadahi kreativitas seniman Indonesia. Tahun depan pada bulan Januari akan mulai dengan Dialog Lensa, platform fotografi. PSBK menyiapkan fasilitas yang lengkap untuk membuka ruang bagi para fotografer bertemu dengan masyarakat.
Pada Desember hingga Januari, PSBK melakukan open call untuk para seniman muda pascaterampil berkarya dan menjelajahi ruang belajar bersama PSBK. Septi menjelaskan, untuk mengakses fasilitas tersebut, seniman yang minimal sudah melakukan praktik penciptaan karya minimal lima tahun bisa mengajukan gagasannya melalui proposal. Selanjutnya, proposal akan diselesksi. Pada akhirnya, akan terpilih 6-8 penerima hibah seni yang akan diatur jadwalnya untuk performance di Jagongan Wagen.
”Kami akan terus melaksanakan Jagongan Wagen karena merupakan investasi panjang yang hasilnya tidak instan. Kalau dulu paling diminati penonton pertunjukan yang bertema humor, hari ini berkembang. Kami mendesain Jagongan Wagen untuk membangun penonton agar sadar bahwa kita butuh untuk datang ke acara seni budaya,” jelas Septi. (om1/ila)