RADAR JOGJA – Berkat ide kreatif Afidha Fajar Adhitya, limbah kayu mampu disulap menjadi jam tangan dengan kualitas prima. Produknya dilabeli dengan nama Eboni Watch, telah berdiri pada 2014 di Klaten. Sejak tahun pertama, Eboni mampu merambah pasar luar negeri seperti Asia Tenggara hingga Eropa.
Fidha panggilannya, menuturkan, 90 persen pemasaran produk berada di Indonesia. Sisanya 10 persen diekspor ke luar negeri. Sedangkan toko fisik sudah tersebar di berbagai wilayah seperti Jogja, Semarang, Surabaya Bali, Jakarta, dan Padang. “Tapi paling kenceng (pemasarannya) lewat Instagram,” jelasnya.
Fidha mengembangkan brand dengan konsep minimalis dan affordable atau terjangkau dari segi harga. Hal ini sejalan dengan desain jam tangan yang ditawarkan, tampak simpel, dinamis, dan tidak kaku. “Awal berdiri memang mau mengejar pasar bawah yang harganya agak murah. Namun diimbangi dengan kualitas kayu dan mesin yang bagus,” jelasnya.
Saat ini semua produk Eboni sudah water repellant atau tahan air. Aman digunakan saat terkena air hujan, wudhu, atau bahkan mandi. Dia mematok harga produk sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu.
Proses produksi didominasi dengan metode handmade. Untuk membentuk frame atau bingkai jam tangan menggunakan sistem bubut manual. Beberapa proses ada yang menggunakan laser misalnya pada proses grafir. “Untuk frame menggunakan mesin bubut, disesuaikan secara manual dengan tangan agar jadi bulat,” jelasnya.
Untuk bahan bingkai jam tangan Fidha memilih kayu eboni, mapel, dan sonokeling. Sebab bahan tersebut adalah kayu paling kuat yang dapat ditemui di tempat asalnya. Bahan dasar itu dia dapat dari limbah pabrik gitar di Sidoarjo. Menurutnya kualitas kayu gitar memang lebih bagus, grade-nya pun lebih tinggi daripada furnitur. “Tidak gampang menyerap lembab jadi memang awet dan aman dipakai,” imbuhnya.
Sedangkan strap jam tangan berbahan dasar kulit nabati atau vegtan yang dia dapat dari supplier asal Jogja. Strap dicetak secara manual menggunakan mesin press. Dia juga bekerja sama dengan brand ecoprint Arane asal Jogja untuk membuat motif menarik dengan metode ecoprint . “Brand ini (Arane) membuat ecoprint di kulit. Pewarna alami pakai tumbuh-tumbuhan diaplikasikan ke (bahan) kulit,” jelasnya. (cr16/din)