RADAR JOGJA – Minuman berenergi atau energy drink cukup dikenal dan kerap dikonsumsi di kalangan masyarakat. Mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan, pekerja bangunan, olahragawan, sopir angkutan umum, dan lain-lain. Dengan meminumnya dipercaya dapat menghilangkan rasa lelah dan lesu, meningkatkan stamina sehingga dapat lebih fokus berpikir. Namun mengonsumsi minuman berenergi dengan penggunaan yang tidak sesuai justru dapat membahayakan kesehatan.
Pejabat Fungsional Farmasi dan Makanan Ahli Madya BBPOM Jogjakarta Nur Cahyawati menjelaskan, minuman berenergi adalah sejenis minuman yang mengandung kafein dan zat lain, seperti taurin, ginseng. Campuran kafein dan taurin yang dikonsumsi secara berlebihan dan secara terus menerus dapat berdampak pada kesehatan ginjal. Cahyawati mengatakan, menurut Prof dr Iwan Dwiprahasta MMedSC PhD minuman berenergi memang membuat badan menjadi segar, namun menyebabkan penurunan gerakan reflek.
“Hal ini dapat membahayakan konsumen, terutama bagi sopir karena dapat mengakibatkan kecelakaan. Selain itu mengkonsumsi minuman berenergi secara berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi karena menjadi tidak merasa haus,” tuturnya.
Masyarakat diimbau untuk bijak dalam dalam mengkonsumsi minuman berenergi. Membiasakan membaca labelnya dahulu dengan seksama. Sesuai petunjuk pada label, umumnya minuman berenergi dapat dikonsumsi maksimal 3 botol sehari atau 150 mg per hari. Minuman berenergi tidak dianjurkan untuk anak-anak, wanita hamil dan menyusui, penderita hipertensi dan diabetes mellitus, tidak boleh digunakan pada penderita fenil ketourea dan penderita dengan kadar fenilalanin tinggi.
“Minum sesuai aturan penggunaannya, tidak boleh melebihi aturan pakai yang telah dianjurkan, imbangi dengan olah raga teratur dan pola makan sehat, tidak dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus dalam jangka panjang,” tegasnya.
Cahyawati menambahkan, salah kaprah konsumsi minuman berenergi di masyarakat dipengaruhi banyak faktor. Mulai dari perubahan gaya hidup sebagian besar masyarakat yang menginginkan segala sesuatu secara instan. Didukung gencarnya penanyangan iklan minuman berenergi berbagai merek setiap hari di media elektronik. Terutama di televisi yang menampilkan serta menawarkan janji-janji bahwa minuman tersebut mampu menghasilkan tenaga ekstra.
“Sementara itu sebagian masyarakat yang belum terbiasa membaca informasi pada label kemasan secara seksama, serta kepedulian masyarakat terhadap kesehatan yang masih kurang, menimbulkan presepsi yang salah dalam penggunaannya,” jelasnya. (*/tif)