RADAR JOGJA – Prihatin dengan mengingkatnya angka perokok pemula, Muhammadiyah akan menggalakkan kawasan tanpa rokok (KTR) melalui Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Direktur MTCC UMY, Dianita Sugiyo mengatakan, pendampingan akan dilakukan terutapa bagi daerah dampingan MTCC UMY meliputi DIJ, Jawa Tengah, dan NTB.
“Kita akan membentuk jejaring PTM/’Aisyiyah bagaimana mengingatkan pada para perokok bagi yang tidak merokok hak-haknya dihargai,” ungkapnya dalam Pertemuan Pusat Studi Pengendalian Tembakau Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) beserta Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) DIJ dan Jawa Tengah di Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Ditiro, akhir pekan lalu.
Selain monitoring, pihaknya juga akan memetakan daerah mana yang belum memiliki perda kawasan tanpa rokok dan mana yang sudah. Menurutnya, langkah cukup progresif sudah dilakukan Kota jogja dengan memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang rokok yang perlu dikawal secara konsisten. Salah satunya di area Malioboro.
“Apalagi malioboro ikon Jogja, siapa yang nggak tau? tapi kalau pergi kesana orang merokok masih di sembarang tempat padahal disana itu kita bisa bilang ada area berkumpulnya keluarga, orang pasti kesana, bawa anak-anak kecil, orang hamil, nah perlindungan publik ini harus kita kedepankan artinya Pemkot sudah menyiapkan kawasan-kawasan khusus untuk tempat merokok bagi mereka yang ingin merokok tapi jangan sembarangan dan membahayakan yang lain,” bebernya.
Dian menyebutkan angka perokok pemula yang terus bertambah. Pada 2017 tercatat perokok pemula sebanyak 7.4% kemudian di tahun 2019 meningkat ke angka 9,1% di usia sampai 18 tahun.
“Ternyata semakin banyak anak-anak usia pemula yang mulai merokok, apalagi sekarang ada vape mereka mencoba itu jadi aksesnya itu semakin besar untuk mencoba dan masuk kecanduan nikotin,” tandasnya. (sky/tif)