RADAR JOGJA – Tim KKN-PPM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Kelompok 169 belum lama ini memulai program pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA). Program pengabdian masyarakat tersebut diselenggarakan bekerja sama dengan kelompok PKK Dusun Kademangan II, Desa Singoyudan, Mirit, Kebumen.

Dosen Pembimbing Lapangan Muhammad Eko Atmojo SIP MIP mengungkapkan, selama ini di Desa Singoyudan belum pernah dilakukan penyuluhan ataupun pendampingan mengenai pemanfaatan tanaman untuk obat-obatan. Oleh karena itu program pemberdayaan masyarakat ini dianggapnya penting dilakukan, sebab di wilayah Desa Singoyudan masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk di jadikan sebagai lokasi TOGA secara maksimal.

“Dalam program ini, kami memulai pemanfaatan TOGA dalam skala kecil yakni keluarga dulu, sehingga pengolahan TOGA nantinya dapat dilakukan secara sederhana,” ujar Eko saat dihubungi Sabtu (25/1).

Lebih lanjut Eko menjelaskan supaya hasil maksimal dan menyeluruh, perlu adanya pendampingan secara rutin dan bertahap. Selain itu perlu juga adanya edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan fungsi berbagai tanaman apotek hidup.

“Kami mengawali kebun obat keluarga dengan berbagai jenis tanaman seperti Kunyit, Sereh Wangi, Sirih Merah, Brotowali, Kecibeling, Bidara, Jahe Merah, Kencur, Kumis Kucing, dan Jeruk Nipis,” paparnya.

Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan UMY ini berharap, dengan adanya program pemberdayaan ini masyarakat dapat mengaplikasikannya secara berkelanjutan. Apalagi selain sebagai obat keluarga, TOGA juga memiliki manfaat non-medis seperti estetika lingkungan, dan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Singoyudan Situr mengapresiasi kegiatan tersebut. Selama dirinya menjabat belum pernah ada pemberdayaan masyarakat mengenai TOGA. “Sayang sekali, selama ini tumbuhan yang bisa dijadikan obat hanya dibiarkan begitu saja dan tidak di manfaatkan,” katanya.

Untuk itu dirinya bersama jajaran Pemerintah Desa Singoyudan senantiasa mendukung progam dari Kelompok 169 Dusun Kademangan II dan mengawal kegiatan tersebut hingga tuntas. “Dengan adanya KKN-PPM UMY ini kami sangat bersukur. Semoga masyarakat bisa memanfaatkan tanaman sekitar sebagai obat-obat tradisional yang terjangkau,” tandasnya. (*/naf/tif)