RADAR JOGJA – Pasca serangan Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Irak dan Wabah virus Corona yang melanda Tiongkok sejak Januari 2020 yang menyebar ke beberapa negara telah mempengaruhi ekspektasi pertumbuhan ekonomi global. Terjadi pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara seperti Jerman, Singapura dan Jepang. Sementara para analis dan pelaku pasar meyakini bahwa lonjakan harga emas bisa berlanjut atau tetap stabil di level sekitar US$ 1.600/troy ons dalam beberapa bulan, sekalipun nilai tukar dolar AS dan pasar saham menguat.
Dilansir dari CNBC, pada perdagangan 19 Februari lalu harga emas mencapai level US$ 1.603,77/troy ons, menguat 0,13% di pasar spot. Setelah sebelumnya sempat melandai ke level US$ 1.589,8/troy ons. Artinya, harga logam mulia kini telah mencapai level tertinggi dalam 7 tahun terakhir.
Imbas melesatnya harga emas tersebut, PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) cabang Jogjakarta justru mengalami pertumbuhan kinerja yang positif. Pimpinan Cabang RFB Jogjakarta Dewi Diananingrum menjelaskan, sebanyak 80% transaksi di perdagangan berjangka RFB jogjakarta ada di Locogold atau kontrak berjangka emas.
“Peningkatan total volume transaksi RFB jogjakarta hingga Januari 2020 sebesar 86,34% atau 9.341 lot dibandingkan Januari tahun 2019. Sementara dari sisi volume transaksi bilateral mencapai 24,43% menjadi 5.175 lot, dan volume transaksi multilateral tumbuh sebesar 387,82% menjadi 4.166 lot secara ,” jelas Dewi, Kamis (27/2).
Dewi menyebut emas merupakan produk investasi yang selalu diburu di tengah situasi yang sedang volatile karena sifatnya yang safe haven. “Ketika dollar melemah maka emas akan naik, atau ketika ada gejolak resesi di beberapa negara, dan perstiwa besar yang membuat masyarakat dunia cemas, emas juga akan naik, demikian analisa sederhananya” paparnya.
Harga emas diprediksi masih akan terus positif sampai akhir tahun 2020, dengan target volume transaksi sebesar 131.000 lot dari total volume transaksi sebesar 100.277 lot di akhir 2019. Di sisi lain, lanjut Dewi, momen pergerakan harga emas sekarang diiringi keprihatinan yang mendalam atas situasi yang terjadi akibat virus Corona.
“Edukasi, sosialisasi dan promosi akan kembali kami jalankan dalam menarik nasabah baru. Salah satu bentuk implementasi nanti, kami akan melaksanakan program edukasi baru yaitu trading class untuk masyarakat umum dan calon nasabah mengenai seluk beluk trading,” tandasnya. (sky/tif)