RADAR JOGJA – Penetapan status kejadian luar biasa (KLB) korona di Kota Solo berdampak pada bidang hospitality. Bahkan pengelola hotel mengalami kerugian Rp 800 juta hingga Rp 1 miliar. Itu karena banyaknya reservasi kamar dan event yang tertunda.
Dilansir dari radarsolo.jawapos.com, Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo Sistho A. Shrestho mengatakan, hampir 90 persen event, reservasi kamar, dan restoran di-cancel oleh tamu.
”Ini terjadi sejak awal Maret, dua pekan lalu. Memang saat ini perhotelan sedang mengalami cancel dan pending besar-besaran. Tidak tahu sampai kapan,” bebernya kepada Jawa Pos Radar Solo, Minggu (15/3).
Kendati demikian, Sistho mengklaim kepercayaan tamu masih tetap ada. Dia menjelaskan, banyak wisatawan yang mengalihkan destinasinya ke Solo. Karena di Solo tidak ada tamu ekspatriat. Juga karena aksesnya mudah. Ada jalan tol dan bandara. ”Tapi begitu status KLB ditetapkan, keadaan berubah hanya dalam satu malam,” jelasnya.
Hotel-hotel pun bersiap mengencangkan ikat pinggang. Efisiensi pengeluaran mulai dilakukan. Baik payroll maupun energy cost. Keduanya adalah pengeluaran terbesar di dunia perhotelan.
”Berharap jangan sampai ada pemutusan hubungan kerja (PHK). Hotel-hotel kami imbau agar fokus efisiensi program. Kami masih positive thinking bahwa ini hanya kepanikan sesaat,” ungkapnya. (jpc/ila)