SLEMAN – Menyikapi kajian Tim Disaster Response Unit (Deru), Universitas Gadjah Mada (UGM) segera mengirimkan mahasiswa program KKN pada Maret-April mendatang. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kasus kekurangan gizi di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua.
Pada 23-29 Januari lalu, Tim Deru UGM telah melihat langsung kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk pada suku Asmat. KLB ini membutuhkan penanganan komprehensif yang melibatkan semua displin ilmu.
“UGM berencana mengirim satu tim mahasiswa KKN sebanyak 20-30 orang Maret atau April nanti ke Kabupaten Asmat,” jelas Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Pengabdian Masyarakat UGM Nanung Agus di UGM, Senin (5/2).
Selama dua bulan mahasiswa KKN yang dikirimkan didominasi disiplin ilmu kesehatan, sosial budaya, pemberdayaan masyarakat, dan teknik. Mereka akan memberikan pelayanan dan pendampingan pada masyarakat serta pemerintah daerah dalam hal kesehatan.
Mereka juga akan fokus pada program peningkatan kehidupan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. Nanung menambahkan untuk teknis pemberangkatan biaya ke Timika sepenuhnya ditanggung UGM. Dari Timika ke Kabupaten Asmat pihaknya akan bekerjasama dengan instansi swasta.
UGM berharap, mahasiswa KKN yang baru pertama kali dikirim ini bisa menjadi pembuka kegiatan kehasiswaan lainnya ke depan di daerah itu. Melihat penangganan KLB campak dan kurang gizi memang membutuhkan waktu panjang dan komprehensif dari semua bidang.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Tim Deru UGM Rachmawan Budiarto menyatakan, buruknya infrastruktur mencapai Kabupaten Asmat dinilai menjadi faktor utama KLB campak dan kurang gizi tidak dapat ditangani dengan cepat.
“Dari Timika ke Kabupaten Asmat, kami harus menempuh perjalanan air selama 22 jam. Dari 23 distrik, kami memilih distrik Asgast, Akat, dan Sawaerma untuk melihat langsung kondisi lapangan,” terangnya.
Tim beranggotakan tujuh orang ini menyimpulkan, rendahnya pemahaman masyarakat akan hidup sehat, kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak memadai, serta pola hidup masyarakat menjadi penyebab KLB ini terjadi.
Selama berada di lokasi Tim Deru juga aktif mengadakan rapat koordinasi dengan Satgas yang dipimpin oleh Danrem dan Bupati serta tim lapangan dari TNI dan Kemenkes yang terjun langsung di beberapa distrik.
Dilaporkan kondisi di Kabupaten Asmat sangat terbatas, PLN baru masuk di 2 distrik dari 23 distrik. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan hanya ada 16 puskesmas, lima diantaranya baru memiliki dokter. (ita/laz/mg1)