RADARJOGJA.CO.ID – Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) telah menetapkan bahwa kualitas hidup manusia tergantung persepsi individu yang berkembang di masing-masing negara. Sebab, kualitas hidup amat erat hubungannya dengan sistem budaya dan nilai dengan tujuan, harapan, standar, dan keprihatian yang berkembang di masing-masing negera.
Kualitas hidup yang dimaksud adalah berkaitan dengan kesehatan fisik, keadaan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, kepercayaan pribadi, dan hubungan aspek lingkungan lainnya.
Untuk memperjelas sejauh mana pentingnya kualitas hidup, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggagas kegiatan UAD Public Health Conference (UPHEC) 20018 bertema Improving Quality of Life throught Multisectoral Collaboration. Konfensi dalam rangka milad UAD tersebut diselenggarakan di Hotel Royal Ambarrukmo Jogja pada Rabu (21/2) hingga Kamis (22/2).
“Ukuran kualitas hidup dapat dilihat dari sisi pekerjaan, sekolah, hunian, lingkungan, dan nilai spiritualitas,” kata Ketua Panitia UPHEC, dr Nurul Qomariyah disela-sela acara kemarin.
Namun demikian, untuk menentukan kualitas hidup seseorang setidaknya membutuhkan tiga domain utama yaitu fungsi fisik, status mental, dan kemampuan untuk terlibat dalam kegiatan sosial sesuai dengan norma yang ada di negeranya. Karena itu, untuk mewujudkan kualitas hidup yang baik diperlukan kerjasama/kolaborasi multisektor.
Nah, seminar ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman terkait dengan isu tentang kesehatan, lingkungan, manajemen rumah sakit, kesehatan dan keselamatan kerja, dan psikologi. Kemudia, isu pangan, hunian, dan energi, industri, teknologi, hukum, ekonomi, dan pertanian juga ikut dibahas.
“Sehingga nantinya muncul pemahaman yang lebih baik mengenai masalah tersebut. Kegiatan ini diikuti ratuasan perserta dari empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Banglades, dan Philipina. Diantara peserta juga akan mempresentasikan hasil penelitiannya di masing-masing negara,” jelas Nurul. (mar)