SLEMAN- Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sleman tengah merancang integrasi aplikasi perencanaan pengadaan barang dan jasa dengan aplikasi SIRUP yang berlaku di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP).
“Maka itu kami lakukan konsultasi dengan LKPP,” ucap Kepala Diskominfo Sleman drg Intriati Yudatiningsih MKes di kantornya Rabu (21/3).
Konsultasi itu tidak dilakukan dengan cara mendatangi kantor LKPP di Jakarta. Namun mantan kepala Bappeda Sleman itu memilih mengadakan dengan komunikasi melalui teleconference Sleman Smart Room di lantai tiga Diskominfo Sleman. Sarana komunikasi itu dinilai Intriati lebih hemat dari sisi biaya maupun waktu.
Pihak yang dilibatkan dalam konsultasi tidak hanya satu atau dua orang. Namun, Intriati mengajak sekretaris dan semua kepala bidang di instansinya. “Model ini lebih efektif dan efisien daripada harus mengutus orang ke Jakarta. Tidak perlu mengeluarkan biaya perjalanan dinas,” ucapnya sambil tersenyum.
Sleman Smart Room, lanjut birokrat yang mengawali karir dari dokter di Puskesmas Gunungkidul itu kerap digunakan untuk kegiatan lain. Misalnya koordinasi antara bupati dengan para camat se-Sleman.
Beberapa waktu lalu, Bupati Sleman Sri Purnomo juga pernah memanfaatkan sarana tersebut untuk mengadakan rapat kerja dengan sejumlah camat. “Jadi para camat nggak perlu harus datang ke pemkab. Cukup duduk di depan laptop,” katanya.
Kembali soal konsultasi dengan LKPP, dilakukan karena saat mengakses sistem SIRUP beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) di Sleman sering gagal. Karena mendapatkan berbagai keluhan, Intriati berusaha mencari solusi. Dia berinsiatif membangun sistem aplikasi sendiri yang terintegrasi dengan LKPP. “Kami minta izin dengan LKPP,” terangnya.
Inisiatif itu mendapatkan sambutan hangat dari Kasubdit Perencanaan Pengadaan LKPP Hermawan. Dia mengapresiasi dan mempersilakan ditindaklanjuti. Rencana setelah konsultasi itu, akan diteruskan dengan pembahasan secara teknis. “Silakan Ibu Kadis, kami terbuka,” ungkap Hermawan. (kus/mg1)