PERINGATAN Hari Peduli Sampah (HPS) tingkat DIY 2018 disambut antusias seluruh elemen masyarakat Piyungan. Menurut Lurah Desa Srimulyo Wajiran, momen ini menjadi medium untuk memotivasi sekaligus meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap sampah. Apalagi, penanganan sampah di Pasar Piyungan masih belum optimal.
“Kalau tidak didasarkan bisa berbahaya,” jelas Wajiran di sela Peringatan HPS tingkat DIY 2018 di Pasar Piyungan, Minggu (25/3).
Sebagai pemangku wilayah, Wajiran intens menyosialisasikan penanganan sampah. Mulai tingkat pedusunan, dasawisma, tokoh masyarakat hingga RT. Kendati begitu, Wajiran merasa sasaran sosialisasi ini masih belum menyeluruh. Hal itu dibuktikan dengan kesadaran warga pasar terhadap sampah masih kurang. “Pelan-pelan akan kami dorong terus,” ucapnya.
Senada disampaikan Camat Piyungan Saroyo Heriyanto. Kendati masih belum maksimal, Saroyo melihat, penanganan sampah di wilayahnya berkembang pesat. Salah satu indikatornya, Desa Srimartani, Srimulyo dan Sitimulyo yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Piyungan telah memiliki BUMDes pengolahan sampah.
“Ini sangat membantu. Terutama kompleks perumahan. Sehingga perilaku membuang sampah sembarangan sekarang sudah berkurang,” katanya.
Indikator lainnya adalah tradisi kerja bakti. Menurutnya, setiap Jumat seluruh instansi pemerintahan di wilayah Piyungan rutin kerja bakti. Terutama membersihkan sampah. Keesokannya giliran sekolah yang menggelar kerja bakti serupa. “Kemudian setiap hari Minggu giliran seluruh pedukuhan yang kerja bakti,” lanjutnya.
Masifnya kerja bakti ini, kata Saroyo, bertujuan menyongsong Kabupaten Bantul bebas sampah 2019 sekaligus menciptakan budaya bersih. “Instruksi dari pak bupati seperti itu. Semua lini menggelar kerja bakti sepekan sekali,” tambahnya. (zam/ila/mg1)