BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meluncurkan Gerakan Bersih Sungai. Kegiatan yang bersumber dari APBD DIY Tahun 2018 ini menyasar lima sungai di DIY. Yakni Sungai Code, Winongo, Gajahwong, Kuning dan Sungai Bedog.
Kegiatan pembersihan sungai ini dibagi menjadi enam penggal dari hulu hingga hilir. Pelaksanaannya dari Maret hingga Oktober 2018.
“Setiap penggal dibagi menjadi dua titik. Pelaksananya warga masyarakat sekitar sungai,” ungkap Kepala Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air, Tanah, dan B3 BLH DIY Reni Anggraeni Senin (26/3).
Dalam pelaksanaan Gerakan Bersih Sungai ini, BLH DIY bekerja sama dengan sejumlah forum penggiat sungai seperti Pemerti Code untuk Sungai Code, Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) untuk Sungai Winongo, Forum Komunikasi Daerah Aliran Sungai (Forsidas) Gajahwong untuk sungai Gajahwong dan Payung Hijau untuk Sungai Bedog.
Reni menerangkan, pembersihan sungai di penggal satu titik satu Sungai Gajahwong dilaksanakan di Sungai Pelang yang menjadi hulu Sungai Gajahwong. Lokasinya ada di Dusun Nglanjaran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.
Bersama dengan warga setempat, kegiatan bersih sungai dilakukan pada Minggu (18/3). Aksi bersih sungai ini melibatkan tak kurang sebanyak 90 orang dari Karang Taruna Desa Sardonoharjo, Komunitas Kali Pelang, Komunitas Kali Klanduhan dan warga Dusun Turgo Barisan, Kalidadap dan Dusun Krawitan.
Aksi bersih sungai ini berlangsung lancar. Dengan penuh antusias, warga membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di pinggiran kali maupun sampah yang sengaja dibuang oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Sampah yang terkumpul kemudian diangkut truk sampah dari BLH DIY. Selanjutnya untuk dibuang di tempat pembuangan sampah.
Kegiatan diakhiri dengan makan bersama dan bincang-bincang hangat mengenai kelestarian lingkungan. Khususnya terkait Sungai Pelang. Dari Sungai Pelang, kegiatan bersih sungai berlanjut sampai hilir Sungai Gajahwong dan empat sungai besar lainnya di DIY.
Dengan kegiatan bersih sungai ini, Reni berharap masyarakat lebih peduli terhadap sungai. Sebab, dengan kondisi sungai yang bersih ke depan dapat meningkatkan kualitas air sungai di DIY.
“Air digunakan dalam berbagai aspek kelangsungan hidup manusia seperti kegiatan rumah tangga maupun aktivitas usaha,” lanjutnya.
Kegiatan usaha itu antara lain meliputi bidang industri, pelayanan kesehatan, jasa pariwisata atau perhotelan, dan lainnya. Sedangkan dalam kegiatan rumah tangga atau domestik, air dimanfaatkan untuk mencuci pakaian, perabot dapur, mengairi sawah, memandikan ternak. Bahkan masih ada yang menggunakan sebagai sarana mandi cuci kakus ( MCK).
Akibatnya, kondisi sungai di beberapa penggal masih terlihat adanya sampah-sampah. Ditengarai sampah-sampah itu berasal dari TPS liar yang menumpuk di pinggir sungai atau dibuang masyarakat yang menganggap sungai sebagai tempat sampah.
Begitu juga air limbah rumah tangga dibuang langsung tanpa adanya pengolahan lebih dahulu. Di pihak lain, sungai menjadi media pembuangan air limbah dari kegiatan industri, pelayanan kesehatan, jasa pariwisata atau perhotelan dan lainnya.
Ini menjadi salah satu penyebab kualitas air terus menurun. Begitu berat beban sungai. Apalagi debit atau volume air sungai masih sangat tergantung dengan musim. (*/kus/ila/mg1)