JOGJA – Nama Jogjakarta sebagai Kota Pendidikan sempat tercoreng dengan adanya aksi demonstrasi yang kebablasan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Selain itu, aksi klithih yang masih terjadi walaupun jumlahnya tidak signifikan, menandakan ada permasalahan yang terjadi di generasi muda milenial saat ini.

Banyak yang mengeluhkan kids zaman now telah mengalami degradasi moral. Degradasi itu merupakan bentuk belum maksimalnya Pendidikan Moral Pancasila di sekolah. Selain itu, peran orang tua juga dituntut dapat mengarahkan putra-putrinya ke jalur yang berujung pada prestasi.

Masalah-masalah inilah yang membuat anggota MPR RI sekaligus politisi Partai Golkar, Siti Hediati Soeharto, perlu untuk mensosilaisasikan kembali 4 pilar MPR RI kepada masyarakat. “Empat pilar meliputi Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika,” kata Titiek Soeharto, sapaannya, saat berbicara di depan warga Baciro, Gondokusuman, Jogja Selasa (24/4).

Menurutnya, peranan Pancasila sebagai dasar negara dapat meminimalisasi gesekan yang terjadi antarras, suku dan agama. Ia juga menyoroti peranan media sosial yang saat ini berkembang begitu masif dan menembus seluruh elemen masyarakat.

Dengan pemahaman yang menyeluruh terhadap Pancasila, masyarakat akan memiliki sikap keimanan, ketaqwaan, moralitas dan etika. “Selain itu, semangat kebersamaan, gotong royong, persatuan dan kesatuan serta mengutamakan musyawarah,” tegasnya.

Keresahan yang dirasakan Titiek juga dirasakan warga yang hadir. Daryanto, salah seorang warga Timoho sempat curhat mengenai degradasi nilai Pancasila yang dialami generasi muda. “Kalau bisa pendidikan P4 dihidupkan kembali,” harapnya.

Dalam sosialisasi itu juga diselingi acara donasi untuk korban bencana puting beliung yang terjadi beberapa waktu lalu. Bantuan diserahkan langsung oleh Titiek Soeharto untuk 39 rumah yang terdampak di RT 20 Baciro. (cr4/laz/mg1)