Kini sebulan setelah inisiasi berlangsung, Desa Prima Depok telah memiliki arah dan langkah ke depan. Sebanyak 25 anggota Desa Prima Depok lebih mengarahkan usahanya pada bidang kuliner atau makanan. “Usaha kuliner seperti membuat donat dan kue sudah ditekuni warga di sini,” ujar Kepala Seksi Kemasyarakatan Desa Depok Ahmadi Senin (14/5).

Dikatakan, ada beberapa kriteria anggota Desa Prima. Di antaranya, perempuan usia produktif dari keluarga miskin yang punya embrio usaha atau industri rumahan yang mengolah bahan bakul lokal. Perempuan di Desa Depok yang mengikuti pelatihan Desa Prima, terang Ahmadi, rata-rata telah punya usaha. Misalnya warung, jual sayuran dan membuat makanan.

Warganya, sambung dia, menyambut positif program Desa Prima tersebut. Apalagi ke depan, Desa Prima bakal mendapatkan suntikan modal pengembangan usaha. Menurut Ahmadi, warganya punya optimisme yang tinggi untuk maju.

Indikasi itu terlihat dengan keseriusan anggota dan pengurus Desa Prima Depok. Mereka secara rutin mengadakan pertemuan satu bulan sekali setiap tanggal 4. Acara diadakan sore hari pukul 16.00 di balai desa setempat.

Ke depan, pengurus Desa Prima Depok akan mengundang beberapa praktisi dan ahli di bidang kuliner. Warga ingin bertukar pengalaman dan wawasan. “Kami juga berkoordinasi dengan instansi terkait,” katanya.

Ketua Desa Prima Depok Sriyanti menjelaskan, kelompok usahanya fokus dengan usaha makanan olahan. Di antaranya, donat modifikasi kasafa, puding berbahan labu kuning, dan pancake. Juga kuliner lainnya yang prospektif dan laku dijual di pasaran.

Untuk bahan baku makanan olahan cukup tersedia di Kulonprogo. Bahkan produk dari anggota Desa Prima sebagian telah dijual di pasar-pasar tradisional. Produksi yang dihasilkan terhitung lumayan. “Bahkan anggota yang semula belum menekuni usaha kuliner telah mendapatkan pesanan,” cerita Sriyanti.

Eni Widarsih warga Depok III mengapresiasi program Desa Prima. Dia menilai program itu membantu para perempuan khususnya ibu-ibu rumah tangga membantu menambah pendapatan keluarga. Eni termasuk di antara anggota Desa Prima Depok. Dia mengikuti inisiasi dan pelatihan dari BPPM DIY.

“Dengan pelatihan ini kami optimistis bisa maju dan mandiri,” katanya. Usai mengikiti pelatihan, warga ada yang mengembangkan usaha membuat rempeyek, kue bolu dan lainnya.

Sri Endang, anggota Desa Prima lainnya menambahkan, produksi yang dihasilkan masih dalam lingkup kecil. Mereka menitipkan ke warung-warung terdekat. Ke depan setelah bandara beroperasi, Desa Depok akan ikut terkena imbasnya.

Diperkirakan banyak kantor akan berdiri. Dia menangkap peluang membuat usaha katering. Dengan pelatihan ditambah adanya bantuan modal, Endang yakin usaha yang dirintis dirinya dan rekan-rekannya akan cepat berkembang. (tom/kus/mg1)