Setelah seharian bekerja dan beraktivitas, tubuh manusia pasti membutuhkan istirahat untuk meregerasi sel-sel yang rusak. Tidur merupakan salah satu upaya untuk membantu proses regenerasi tersebut.
Terkadang, ketika bangun tidur tubuh bukannya segar. Tubur justru terasa sakit. Hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor. Salah satunya pemilihan tempat tidur yang kurang pas.
Kenyamanan pemilihan tempat tidur berpengaruh terhadap kesehatan. Tempat tidur yang keras dan tidak nyaman berisiko terhadap kesehatan tulang belakang.
Berdasarkan hal tersebut, beberapa perusahaan penyediaspring bedberinovasi untuk terus menciptakan teknologi yang dapat mendukung kenyamanan ketika tidur. Bahkan, tidak menutup kemungkinan spring bed dirancang secara khusus untuk memperoleh kenyamanan dan menyehatkan.
American Pillo sebagai salah satu penyediaspring bedtelah mengembangkan kasur dengan sistem ortopedik. Marketing American Pillo Area DIJ Ahmad Setiawan menyatakan, tempat tidur yang dinginkan konsumen saat ini bukan hanya sekadar tempat tidur. Konsumen menginginkan nyaman sekaligus menyehatkan.
Ia melanjutkan, adanya sistem ortopedik akan membantu dalam terapi kesembuhan tulang belakang. Dengan menggunakan pegas yang didesain khusus untuk kenyamanan tulang belakang, Ahmad menjamin tidak akan terjadi banyak guncangan ketika tidur. “Jadi lebih sehat, nyaman, dan aman,” tegasnya.
Lebih lanjut Ahmad menjelaskan, konsep ortopedik ini menggunakan sistemhead pedicyang dibalut denganlayer latexdari Belgia. Ini memiliki kemampuan untuk menopang tubuh mengikuti bentuk tubuh sehingga sangat baik untuk tulang belakang.
Adanya sistem tersebut, tegasnya, tidak hanya menjadikan tempat tidur hanya dapat digunakan sebagai tempat tidur. Tempat tidur berdesain khusus ini juga bisa untuk terapi kesehatan tulang.
“Pada dasarnya tempat tidur yang kurang nyaman akan membuat posisi syaraf tertarik atau tertekan sehingga terjadi syaraf terjepit,” ujarnya.
Produk yang mulai dikembangkan sekitar enam bulan lalu itu mendapat respons positif dari konsumen. Rata-rata konsumen yang membeli adalah mereka yang telah berusia lebih 50 tahun.
“Memang segmen pasar kami untuk produk ini adalah mereka yang telah berusia lanjut,” ungkapnya.
Meski demikian, Ahmad menyatakan ada banyak pula konsumen yang masih berusia produktif yang membeli. “Biasanya mereka yang memiliki problem pada tulang punggungnya,” terang dia. (cr4/mg1)