JOGJA – Sebanyak 3,7 juta wisatawan diperkirakan memadati objek-objek wisata di DIJ selama musim libur Lebaran kali ini. Pantai selatan Bantul masih menjadi destinasi wisata favorit yang menjadi jujugan turis domestik maupun mancanegara.

Pembantu Koordinator TPR Samas Sambiya mengatakan, pergerakan masif wisatawan menuju pantai selatan Bumi Projotamansari terpantau sejak hari H Lebaran lalu atau pada Jumat (15/6).

Jumlahnya mencapai 1.600 orang. Pada H+1 Lebaran jumlah pengunjung pantai selatan Bantul melonjak drastik mencapai 6.600 orang. Lonjakan jumlah wisatawan kembali terjadi kemarin. Hingga pukul 15.15 tercatat lebih dari 7 ribu orang.   “Per 15 Juni harga tiket naik menjadi Rp 9.750 plus asuransi Rp 250. Jadi total harga tiket Rp 10 ribu,” ungkap pria 50 tahun itu kemarin (17/6).

Menurut Sambiya, kemarin merupakan puncak kunjungan wisatawan di Bantul. “Berkaca pada tahun lalu, mendekati hari masuk kantor tingkat kunjungan wisatawan cenderung menurun,” sambungnya.

Padatnya wisatawan di pantai selatan Bantul membawa berkah bagi para pemilik kebun bunga di sepanjang  kawasan itu.  Tak tanggung-tanggung, jumlah wisatawan yang menyempatkan mampir di kebun bunga matahari di Taman Jalur Jalan Lintas Selatan Bantul tembus di angka seribu. “Kalau hari biasa paling antara 100 sampai 500 pengunjung,” ungjap Opi Mardina Saputra, pemilik kebun bunga matahari.

Sejak H-5 Lebaran jalanan kawasan pantai selatan bantul macet gara-gara kunjungan wisatawan.

Pengunjung didominasi anak muda dan rombongan keluarga. Satu rombongan bisa membawa hingga 30 orang. Tiket dibanderol Rp 5 ribu per orang dan gratis bagi balita.

Demi memenuhi hasrat wisatawan untuk ber-selfie atau wefie berlatar belakang bunga matahari, Opi membuka tempat usahanya sampai magrib. Sejak dibuka pukul 06.00. Di hari biasa buka pukul 08.00. “Ramainya pagi dan sore hari.  Makanya saya harus lebih pagi bukanya,” jelas lelaki 25 tahun ini.

Siti Badrotin,42, wisatawan asal Tegal, Jawa Tengah, mengaku senang bisa berkunjung ke pantai di Bantul. Selain karena wahana wisatanya bervariasi, nuansa alamnya lebih ramah keluarga. “Sayangnya ombaknya besar jadi nggak bisa mandi. Cuma bisa basah-basahan di pinggir,” ungkap wanita yang tinggal di Bekasi ini. Selain ke Bantul, Siti bersama keluarganya juga berkunjung ke Gunungkidul dan Malioboro.

Ombak pantai selatan memang terkenal ganas dan sering memakan korban. Tak terkecuali pantai-pantai di sepanjang wilayah Bantul. Pengamanan pengunjung menjadi hal mutlak. SAR Bantul pun menyiagakan 96 personel untuk berjaga di sepanjang pantai selatan. Sebanyak 69 personel khusus menjaga Pantai Parangtritis, sisanya disebar di Pantai Depok, Samas, Parangkusumo, dan Pandansimo.

“Antisipasi awal untuk mencegah pengunjung tersengat ubur-ubur. Tapi hingga saat ini, hewan laut berbahaya ini belum muncul. Sehingga pengamanan pantai difokuskan untuk pengunjung yang bermain air agar tidak terlalu tengah dan mendekati palung,” ungkap Komandan SAR Bantul Muhammad Arif Nugroho disela memantau pengunjung Pantai Parangtritis kemarin (17/6). Parangtritis menjadi fokus utama SAR karena paling ramai dikunjungi wisatawan, dibanding pantai-pantai lain di Bantul.

Untuk memaksimalkan pengamanan pantai, SAR dibantu aparat Polair Polda DIJ, Dinas Kesehatan Bantul, dan Pramuka. Hingga kemarin, kata Arif, tak ada laporan kecelakaan laut. Begitu juga dengan sengatan ubur-ubur, belum ada laporan. “Sementara hanya laporan barang hilang,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIJ Aris Riyanta mewanti-wanti para pelaku jasa wisata tak lagi melakukan aksi aji mumpung dengan menaikkan harga terlalu tinggi. Baik untuk tarif tiket masuk destinasi wisata, parkir, dan makanan/minuman. “Kalau menaikkan harga yang wajar dan proporsional. Ora nuthuk,” pintanya.

Aris mengingatkan, aksi aji mumpung bakal berpengaruh pada citra pariwisata DIJ. Karena itu setiap pelaku jasa pariwisata harus ikut mendukung sikap pelayanan yang baik di semua sektor. Seperti transportasi, destinasi, rumah makan, hingga pengelolaan tempat parkir. Baik buruknya pelayanan, menurut Aris, bakal menjadi buah bibir para wisatawan yang berkunjung di Jogjakarta.

“Orang akan cerita kalau di tempat itu pelayanan dan harganya bagus atau sebaliknya, menceritakan pengalaman yang buruk karena mahal, ditambah pelayanannya tidak memuaskan,” beber Aris.

Untuk pelayanan informasi wisata, Dispar DIJ menyiapkan posko Lebaran di beberapa lokasi. Seperti Bandara Adisutjipto, Stasiun Tugu, Malioboro, dan Kantor Dispar DIJ. Posko dibuka hingga 20 Juni. Untuk menyambut wisatawan, di setiap posko dimeriahkan dengan pentas kesenian tradisional. Misalnya, cokekan di Stasiun Tugu pada 17, 23, dan 24 Juni.

Kepada wisatawan, Aris mengimbau agar tak selalu terpaku pada destinasi terkenal. Berbagai event yang digelar di Kota Jogja maupun kabupaten lain di DIJ bisa menjadi alternatif daya tarik wisata. Ditambah banyaknya desa wisata yang banyak tersebar di tiap kabupaten DIJ. “Destinasi unggulan DIJ cukup banyak. Mulai gunung, pantai, dan acara-acara kesenian budaya,” katanya. Adapun acara terdekat yang masuk dalam agenda Dispar DIJ, di antaranya, Peh Cun di Parangtritis yang diagendakan hari ini (18/6). Kemudian  Badui Lintang Songo di Tlogo Putri, Kaliurang, Pakem, Sleman pada Rabu (20/6). Selanjutnya  Prambanan International Day di Candi Prambanan pada Kamis (21/6), hingga nyadran dan rasulan di Gunungkidul, Senin (25/6).

Ihwal status waspada Gunung Merapi, Aris mengingatkan para wisatawan untuk selalu patuh pada imbauan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). “Wisatawan belum boleh melakukan pendakian dan harus tetap berada pada radius aman yang ditetapkan (di luar 3 kilometer dari puncak, Red),” tuturnya.

Benar saja, selain kawasan pantai, volcano tour Merapi juga menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung di Jogjakarta. Meski berstatus waspada, hal itu tak menyurutkan wisatawan hadir di lereng Merapi.

“Soalnya seru sih, menegangkan dan bikin ketagihan,” ujar Kevin Marcelino, wisatawan asal Jakarta usai mencoba wisata adrenalin lava tour dengan Jeep.

Ketua Asosiasi Jeep Wisata Merapi Dandiri mengungkapkan, meski tak seramai tahun lalu, pengunjung lava tour cukup lumayan untuk sekadar meraup pendapatan penjaja jasa wisata lereng Merapi. “Sebenarnya lava tour cukup aman dikunjungi karena medannya berada di radius aman waspada Merapi,” ujarnya.

Banyaknya jumlah wisatawan sudah pasti berbanding lurus dengan tingkat hunian hotel di DIJ. Okupansi melonjak cukup signifikan, tak terkecuali home stay. Kopilimo Cafe and Homestay, misalnya. Total 30 kamar yang tersedia habis di-booking hingga Selasa (19/6). “Lebaran kali ini peningkatan jumlah pengunjung kami hingga 200 persen,” ujar Manager Kopilimo Café and Homestay Jiwangga Putra.

Marcom Manager The Alana Hotel & Convention Center Jogjakarta Wiwied A Widyastuti menyebutkan hal senada. “Sampai 21 Juni tingkat hunian kami rata-rata 80 persen,” bebernya.

Sementara General Manager The Rich Jogja Hotel Herryadi Baiin mengatakan tetap ada peningkatan jumlah pengunjung, meski tak signifikan. Itu lantaran liburan panjang, sehingga wisatawan lebih leluasa mengatur jadwal menginap hotel.

Menurutnya, kemudahan teknologi membuat calon tamu hotel cenderung pesan kamar pada menit terakhir dan kebanyakan menggunakan online travel agent. “Seperti pada H-1 Lebaran, pemesan kamar hotel lewat online travel agent bisa mencapai 60 persen dan hari H 74 persen,” ungkapnya. (ega/tif/har/yog/ong)